Pramono Anung Anggap Berita soal Kediri Melenceng Jauh dari Substansi
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai, berita yang beredar terkait dirinya menyarankan Presiden Jokowi tidak usah ke Kediri karena mitos dilengserkan seperti Presiden Keempat RI Gus Dur, sudah melenceng dari substansi.
Pramono menyatakan omongannya itu dalam konteks guyonan dan tetap menyadari bahwa mitos itu hidup di Kediri.
Awalnya, kata Pramono, dirinya mendengar sambutan Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Abdullah Kafabihi Mahrus yang menyampaikan apabila ada presiden, wakil presiden atau para pejabat datang ke Kediri, pasti menemukan nasib kurang baik.
Namun, lanjut Pramono, KH Abdullah menyatakan ada penangkalnya, yaitu berziarah ke makam Syekh Wasil Syamsudin di Kediri.
"Kan biasa suasana NU itu ger-geran, ketawa dan sebagainya. Dalam sambutan saya sampaikan, saya lahir dan besar di Kediri sehingga saya tahu persis bahwa mitos itu memang ada. Karena yang diundang dalam acara reuni akbar dan muktamar itu Pak Wapres (Ma'ruf Amin), sambil bercanda saya bilang kalau Pak Wapres monggo saja mau datang karena diundang dan beliau kiai, beliau tahu penawarnya. Semua orang juga ketawa," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2).
"Kemudian waktu di-framing beritanya Pak Jokowi takut ke Kediri, kan kami tahu presiden kami ini tidak takut ke mana-mana. Mau ke mana saja, ke Afghanistan saya juga mendampingi. Apalagi hanya ke Kediri. Saya melihat berita sudah melenceng jauh dari substansi awal," jelas dia.
Pramono juga melontarkan guyonan kepada KH Ma'ruf Amin bahwa mitos itu tidak akan mempan. Sebab, KH Ma'ruf merupakan salah satu tokoh NU dan ziarah ke makam tersebut. (tan/jpnn)