Pratama: Serangan Web KPU Tak Mengubah Hasil Pilkada
jpnn.com - jpnn.com - Praktisi keamanan siber Pratama Persadha mengatakan, serangan ke website Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak perlu membuat gusar masyarakat. Pasalnya, Indonesia tidak menggunakan electronic vote atau pemungutan suara dengan sistem digital, sehingga tidak akan mengubah hasil perolehan suara.
Indonesia masih memakai cara tradisional dalam pilkada kali ini. Jadi web KPU hanya sebagai salah satu sarana jembatan informasi, bukan termasuk dalam sistem pemilu itu sendiri.
“Suara sah dihitung dari berkas TPS sampai ke pusat, jadi selama berkas dipegang setiap pasangan calon saya rasa tidak akan ada masalah,” katanya, Sabtu (18/2).
Pratama menambahkan, sebaiknya KPU memperkuat keamanan sistemnya. Walau tidak menjadi bagian integral sistem perhitungan suara dalam pemilu dan pilkada tanah air, web KPU akan tetap dianggap masyarakat sebagai salah satu rujukan terbaik pelaksanaan dan hasil pemilu.
“Walau bukan bagian integral perhitungan suara, peretasan terhadap web KPU tetap menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," katanya.
Pratama menjelaskan, KPU juga sebaiknya melakukan audit keamanan sistem informasi di lingkungannya secara berkala. Ada Lembaga Sandi Negara yang sudah berpengalaman mengamankan sistem informasi milik pemerintah. Audit keamanan sistem informasi KPU sangat penting, utamanya mengetahui mana saja bagian yang perlu mendapatkan peningkatan keamanan.
“Selain itu juga yang penting adalah peningkatan kesadaran keamanan cyber di lingkungan KPU, tidak terkecuali para komisionernya,” jelasnya.
Chairman lembaga riset keamanan cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini menjelaskan serangan yang hampir membuat down server KPU tersebut kemungkinan besar menggunakan DDoS (Distributed Denial of Service). Sebuah metode serangan dengan menggunakan ribuan bahkan jutaan zombie system yang mengirimkan paket data secara berulang-ulang sehingga sumber daya komputer atau sistem yang diserang tidak berfungsi.