Prediksikan PDIP Gaet Ketum Partai Islam Dampingi Jokowi
jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) telah memutuskan untuk mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) pada pemilu presiden yang digelar Juli nanti. Namun, sampai saat ini belum ada keputusan tentang calon wakil presiden (cawapres) pendamping pria yang tenar dengan panggilan Jokowi itu.
Nah, belum adanya keputusan tentang cawapres pendamping Jokowi dinilai sebagai peluang bagi kalangan partai Islam. Sebab, duet Jokowi dengan tokoh Islam merupakan kombinasi yang pas untuk memimpin Indonesia ke depan.
Menurut pengamat politik dari Universitas Lampung, Arizka Warganegara, PDIP tentu sangat ingin memilih pendamping Jokowi dari internal jika nantinya partai pimpinan Megawati Soekarnoputri bisa memenuhi syarat 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional. Namun, Arizka juga menduga PDIP sudah menyiapkan skenario jika terpaksa harus berkoalisi untuk mengusung capres-cawapres di Pilpres 2014 ini.
"Kalau tidak sampai 20 persen, yang paling mungkin koalisi dengan kalangan faksi Islam. Kemungkinan besar cawapresnya bukan kalangan nasionalis lagi,” ujar Arizka saat dihubungi, Minggu (16/3).
Menurutnya, ketua umum dari partai berbasis Islam yang bisa menduduki peringkat menengah dari hasil pemilu legislatif bisa menjadi pertimbangan PDIP dalam memilih cawapres bagi Jokowi. Hal itu perlu untuk memperluas basis dukungan bagi Jokowi saat bertarung di pilpres.
Selain itu, prediksi Arizka juga didasari pada kenyataan bahwa Megawati merupakan politisi yang menganggap penting adanya keseimbangan kekuasaan seperti halnya ayahnya, Soekarno. Karenanya, kata Arizka, Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Presiden RI kelima itu bisa mengambil peran untuk menduetkan pasangan nasionalis dengan figur yang menjadi representasi umat Islam.
Untuk itu, ada dua nama ketua umum partai berbasis Islam yang disebut Arizka bisa menjadi pendamping Jokowi. Pertama adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali.
Menurut Arizka, figur Hatta layak diduetkan dengan Jokowi jika perolehan suara PAN di pemilu lagislatif nanti signifikan. "Mungkin Hatta ada kelemahan. Tapi kalau di ujung nanti ada kesepakatan di kalangan Islam, dia bisa mendampingi Jokowi,” ulasnya.