Premium Rp 6.500 jadi Jalan Tengah
Senin, 23 Januari 2012 – 04:48 WIB
Intinya, lanjut dia, negeri ini harus mengurangi subsidi BBM. Karena subsidi model ini tidak tepat sasaran. Selama ini BBM bersubsidi lebih banyak digunakan oleh kalangan bermobil. Subsidi akan tepat sasaran jika diperuntukan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
"Kita juga harus mengurangi ketergantungan terhadap minya. Sebab harga minyak dunia terus naik dan suatu saat akan habis. Kalau subsidi dikurangi, orang yang menggunakan gas dan bahan bakar nabati akan lebih banyak," jelasnya.
Masyarakat Indonesia tidak boleh meniru orang Nigeria yang protes keras ketika harga BBM dinaikkan oleh pemerintahnya. Pasalnya, Nigeria memiliki cadangan minyak 9 kali lebih besar dari Indonesia. Produksinya 2,5 kali lebih banyak, jumlah penduduknya hanya setengah dari penduduk Indonesia, sehingga pemakaian minyak domestik hanya 25 persen dari total produksi. "Dengan kondisi seperti itu, wajar orang Nigeria protes kenaikan harga minya," jelas Widjajono.