Presiden Diminta Tunjukkan Laporan Pajaknya
jpnn.com, WASHINGTON - Batas penyerahan surat pemberitahuan (SPT) pajak di Amerika Serikat berakhir, Sabtu (15/5) waktu setempat. Kesempatan itu dimanfaatkan ribuan penduduk Amerika Serikat (AS) untuk turun ke jalan di lebih dari 150 lokasi.
Mereka menuntut Presiden AS Donald Trump menunjukkan laporan pajaknya. "Sampai dia mengungkapkannya, kami tidak akan pernah tahu apa yang dia sembunyikan atau kebijakan-kebijakannya bakal menguntungkan siapa," bunyi pernyataan penyelenggara Tax March (demonstrasi pajak) di website mereka.
Berdasarkan aturan di AS, mengungkapkan laporan pajak memang tidak wajib. Kewajiban presiden adalah memublikasikan laporan keuangan yang meliputi perkiraan aset, utang, dan pendapatan. Meski begitu, sudah menjadi bagian tradisi beberapa dekade, kandidat presiden dan presiden AS dengan sukarela memublikasikan laporan pajak.
Sejak awal penduduk dan rival politik Trump menuntut presiden ke-45 AS tersebut mengungkapkan saja laporan pajaknya. Dengan begitu, tudingan adanya potensi konflik kepentingan antara bisnisnya dan urusan politik bisa dihilangkan.
Di Washington, massa berkumpul di depan gedung Capitol. Mereka lantas berjalan menuju Pennsylvania Avenue, melewati Trump International Hotel menuju Gedung Putih. Trump tentu saja sedang tidak berada di Gedung Putih, melainkan di resor miliknya di Mar-a-Lago, resor wisata di Palm Beach, Florida. Di sana Trump menghabiskan masa libur Paskah.
Massa di seluruh lokasi juga membawa balon ayam berukuran besar dengan paruh oranye keemasan dan rambut menyerupai milik Trump. Ayam yang menjadi maskot dalam aksi tersebut sengaja dibawa untuk menyindir Trump yang pengecut alias chicken karena tak berani mengungkap laporan pajaknya.
”Jika memang tidak ada yang disembunyikan, dia seharusnya mengungkapkan laporan pajaknya. Apakah mungkin di dalamnya ada sesuatu yang berhubungan dengan Rusia?” tanya Liz Turner, salah seorang demonstran. (afp/reuters/sha/c10/sof/jpnn)