Presiden Jokowi Bagikan Kartu KIS Pertama Kali di Medan
jpnn.com - MEDAN - Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya Presiden RI Jokowi yang ditunggu-tunggu warga, tiba di lokasi dialog yang berada di depan SDN 101971 Sei Karang. Kec Galang Kab. Deli Serdang, Medan, Sumut, Sabtu (18/4). Begitu turun dari mobil, orang nomor satu di republik itu menyalami warga yang menunggunya.
Memasuki lokasi, Jokowi hadir bersama Ibu Negara dan rombongan seperti Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. Kemudian Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Pangdam I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Edy Rahmayadi, Kapolda Sumut Irjen (Pol) Eko Hadi Sutedjo, Direktur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Fahmi Idris, dan Direktur PTPN III serta Bupati Deli Serdang, Azhari Tambunan.
Didalam lokasi dialog, Jokowi juga menyambangi warga yang sudah berjam-jam menunggunya untuk bertatap muka secara langsung. Bahkan meski dilarang Paspampres untuk "berselfie" dengan Presiden, warga tetap bersikeras mengabadikan momen penting tersebut dengan kondisi berbasah-basahan.
"Biarlah dandanan luntur, baju basah, yang penting jumpa pak Presiden," kata seorang warga yang duduk dibelakang.
Dalam pidato singkatnya, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan bahwa KIS yang dijanjikannya pada akhir tahun lalu, akan segera dibagikan kepada 82 juta orang di seluruh Indonesia. Dirinya juga menyebutkan bahwa pada pertengahan Januari lalu anggaran pengadaannya baru disetujui. Selanjutnya proses administrasi dan lelang sampai selesai.
"Ini yang ditanya-tanya itu. Prosesnya butuh dua sampai tiga bulan. Jadi baru sekarang selesai. Dari 82 juta KIS, untuk pertama kali (dibagikan) disini. Dan ada 21 juta KIP (Kartu Indonesia Pintar) untuk anak-anak kita," ujar Jokowi.
Ia juga mengatakan bahwa bangsa yang kuat dan maju adalah bangsa yang rakyatnya sehat. Karena setelah sehat, sumber daya manusia kita menjadi pintar, baik dan bagus. Sebab Indonesia akan berkompetisi dengan negara lain pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015.
"Saya tidak mau rakyat kalah bersaing dengan negara lain," sebutnya.