Presiden Jokowi: Pelaku Usaha Harus Optimistis
Pada tahun 2016, inflasi berada di angka 3,35. Sebelumnya, pada tahun-tahun yang lalu, angka inflasi angkanya 8 sampai 9 persen.
“Tahun ini, sudah bisa kita injak sampai dengan 3,35. Ini juga bukan angka yang mudah diperoleh,” tegas Jokowi.
Adapun angka-angka yang berkaitan gini ratio, lanjutnya, posisi Indonesia pada warna kuning menuju merah.
Ia menyebutkan, lebih dari 14 tahun, gini ratio Indonesia naik terus, yang terakhir 0,41. “Tapi Alhamdulillah tahun kemarin bisa diturunkan menjadi 0,397. Turunnya sedikit, tapi turun jangan naik,” sebutnya.
Angka kesenjangan itu, dinilai Presiden Jokowi menjadi tantangan terberat. Untuk itu, dia meminta para pelaku industri keuangan dan juga semuanya berkepentingan untuk memperkecil gap ini, gap antar wilayah, dan gap antara kaya dan miskin.
Presiden berharap posisi kesenjangan ini diperbaiki. Kesenjangan kaya dengan miskin, kesenjangan wilayah. “Hati-hati ini tantangan terberat kita ada di sini,” tegas Presiden.
Presiden juga menyinggung angka pertumbuhan kredit. Dia berpesan agar seluruh industri jasa keuangan terutama perbankan agar betul-betul melihat pertumbuhan kredit. Pada 2015, sebagaimana disampaikan Ketua OJK Muliaman Hadad, angkanya 9 persen. Lalu pada 2016 turun sedikit menjadi 8,14 persen. Sementara 2017 ditargetkan bisa tumbuh 8-12 persen.
“Angka pertumbuhan kredit itu hati-hati. Tolong, saya minta arahkan kepada usaha-usaha kecil, arahkan kepada usaha-usaha mikro, arahkan kepada nelayan untuk sisi produktif, arahkan kepada petani untuk sisi-sisi produktif bukan konsumtif,” pesan Presiden.