Presiden Keenam RI Mohon Keadilan, Haknya Dinjak-injak
jpnn.com - jpnn.com -Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi serius munculnya kabar bahwa kubu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memiliki bukti percakapannya dengan Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin.
"Ini serius. Buat saya, ini sangat serius," kata SBY dalam jumpa pers di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/2) sore.
Setelah kubu Ahok mengklaim punya bukti percakapan dirinya dengan Kiai Ma'ruf, beragam spekulasi muncul salah satunya mengaitkan kepentingan bersifat politis di Pilkada DKI Jakarta.
"Spekulasi sudah macam-macam. Kalau memang betul percakapan saya sudah disadap tanpa alasan yang sah, tanpa perintah pengadilan, itu namanya penyadapan ilegal. Soal penyadapan ilegal ini adalah kejahatan serius," ujar SBY.
Presiden keenam RI ini mengatakan ingin mendapatkan keadilan. Dia meminta kepolisian, kejaksaan dan pengadilan menegakkan hukum sesuai UU ITE. "Hak saya sudah diinjak-injak," ucap SBY.
Dia menganggap masalah ini bukan delik aduan, sehingga Polri pun tidak perlu menunggu aduannya. "Soal transkrip percakapan saya, yang katanya dimiliki pihak Pak Ahok dan timnya, saya juga mohon....saya juga ingin mendapatkannya. Saya sungguh ingin mendapatkannya," tuturnya.
SBY juga meminta negara hadir dalam kasus ini. "Kalau yang menyadap ini bukan tim Pak Ahok, saya mohon kepada negara untuk diusut. Bola sekarang ada di Polri dan penegak hukum. Yang saya tahu selain KPK, ada Polri, BIN, TNI yang mampu menyadap. Kalau yang menyadap institusi, bola ada di Pak Jokowi. Saya mohon keadilan, privasi saya disadap secara tidak legal," tutur Pak SBY. (adk/jpnn)