Pribumi Malaysia Menolak Diperlakukan Setara
jpnn.com, KUALA LUMPUR - Etnis Melayu Malaysia tak ingin kehilangan hak istimewanya. Karena itulah, Sabtu (8/12) mereka turun ke jalan untuk memastikan pemerintah tak mengesahkan International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD). Itu adalah pakta PBB untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi ras. Dengan kata lain, jika disahkan, semua etnis dianggap sama.
''Meski pemerintah mengatakan bahwa mereka tidak akan mengesahkannya, kami masih melakukan aksi dengan segenap kekuatan dari seluruh penjuru Malaysia,'' ujar Rosli Ikhsan seperti dikutip Reuters. Mantan PM Najib Razak ikut turun ke jalan bersama tokoh oposisi lainnya.
Etnis Melayu di Malaysia memang istimewa. Pada 1969, terjadi konflik rasial di Malaysia. Setahun setelahnya muncul kebijakan untuk memberikan hak istimewa kepada etnis Melayu di bidang pekerjaan, pendidikan, kontrak, dan perumahan.
Hal itu dilakukan untuk mempersempit perbedaan kesejahteraan dan kekayaan antara etnis minoritas Tionghoa dan Melayu. Etnis Melayu di Malaysia mencapai dua pertiga dari keseluruhan populasi atau setara dengan 32 juta orang.
Pemerintah Malaysia memang pernah menyatakan akan mengesahkan ICERD. Namun, sebulan yang lalu keputusan itu dicabut. Meski demikian, aksi yang diorganisasi oleh Gerakan Pembela Ummah dan didukung partai oposisi UMNO serta PAS itu tetap digelar untuk menunjukkan bahwa sikap mereka masih sama. Yaitu, menentang ICERD.
Total ada 55 ribu orang yang turun ke jalan. Itu adalah aksi massa terbesar pertama sejak koalisi Pakatan Harapan (PH) menggulingkan kekuasaan Barisan Nasional (BN). Hampir seluruh massa mengenakan kaus putih dan ikat kepala bertulisan Tolak ICERD. (sha/c6/dos)