Prihatin, Karya Raja Ali Haji Dicetak Orang Malaysia
jpnn.com - BATAM-- Menyemarakkan hari jadi Kota Batam ke 184 yang jatuh pada 18 Desember 2013. Berbagai acara digelar Pemko mulai dari Kenduri Seni Melayu hingga seminar sehari suntuk tentang peranan Raja Ali Haji memartabatkan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia. Puncaknya Pemko Batam akan menggelar anugrah Batam Madani.
Seminar tersebut menurut Walikota Batam Ahmad Dahlan bekerjasama dengan Yayasan Karyawan Malaysia, sebuah lembaga manuskrip kuno di Malaysia yang telah mencetak buku tentang perjalanan Raja Ali Haji ke dalam tiga buku terbuat dari kertas kulit yang tahan hingga 100 tahun.
"Tentu kita prihatin saja, kenapa sejarah Raja Ali Haji yang lahir di Penyengat lalu berkarya di Penyengat dan meninggal juga di Penyengat tetapi karyanya dicetak di negara lain. Namun kita tetap bangga artinya peran Raja Ali Haji terhadap beradaban manusia utamanya dalam bidang kesusasteraan dan nilai-nilai agama akan dibaca oleh seluruh dunia," kata Dahlan seraya menyebut kondisi ini menjadi cambuk pemicu warga Melayu Kepri untuk senantiasa peduli pada khazanah budaya bahkan membukukannya.
Untuk menutupi rasa kecewa itu, Dahlan telah menginstruksikan seluruh SKPD para guru sejarah, guru bahasa Indonesia untuk mengikuti seminar yang bermanfaat tersebut.
"Seluruh peserta yang hadir dalam seminar bedah buku hari ini (kemarin) berasal dari Kepala Perpus, guru bahasa Indonesia, guru sejarah supaya tahu dan bisa menurunkan ilmunya ke anak didiknya di sekolah-sekolah," ujar Dahlan.
Terbitnya buku Raja Ali Haji itu lanjut Dahlan tidak lepas campur tangan mantan sekretaris negara Malaysia yang dengan gigih memperjuangkan anggaran ke pemerintahnya untuk mencetak menerbitkan buku tersebut.
"Jujur kenapa mereka menerbitkan buku ini? Karena selama ini persepsi orang tentang Raja Ali Haji itu cuma dari omongan saja tetapi kita tidak tau sejarahnya. Bahasa Melayu ini merupakan bahasa perdagangan yang dipakai di beberapa negara," katanya.
Sementara itu Yusfa Hendri, Ketua Panitia bedah buku sekaligus seminar sehari tesebut menyebutkan buku itu dibuat secara eksklusif menggunakan bahan berkualitas yang tahan hingga 100 tahun. Harga satu buku dijual Rp 300 ribuan per eksemplar.