Produksi Sumur Tua Mengalami Penurunan, Begini Kata Kurtubi
jpnn.com, JAKARTA - Terjadinya penurunan produksi berbagai sumur tua, termasuk di Blok Mahakam dianggap wajar oleh Anggota Komisi VII DPR Kurtubi. Menurutnya, penurunan produksi terjadi secara alamiah.
“Siapa pun yang menangani operasi lapangan yang sudah mature, yang sudah tua, produksinya pasti dalam keadaan menurun terus. Itu natural. Hal ini terjadi secara otomatis, karena blok tersebut memang sudah tua dan dikelola sekitar 30 tahun,” kata Kurtubi di Jakarta, Kamis (18/7).
Selama 30 tahun itulah, menurut Kurtubi, lapangan di blok tersebut berproduksi. Hal ini mengakibatkan cadangan gas juga mengalami penurunan. Dan kalau cadangan menurun, otomatis produksinya pasti menurun terus.
“Kalau minyak atau gasnya disedot terus, dikeluarkan terus, tentu di dalam perut bumi berkurang dan tekanannya juga berkurang. Dengan demikian, migas di perut bumi tambah melemah,” jelas Kurtubi.
BACA JUGA: Pertamina Siapkan Tambahan Avtur di 12 Bandara Embarkasi Haji
Nah, untuk menahan laju penurunan alamiah tersebut, Kurtubi menuturkan beberapa cara bisa dilakukan. Di antaranya melalui investasi untuk melakukan pengeboran, termasuk terhadap sumur pengembangan.
“Jadi, upaya pengeboran yang dilakukan Pertamina memang sudah tepat,” tutur Kurtubi.
Sebelumnya diberitakan, untuk menahan laju decline alamiah terhadap sumur-sumur tua termasuk di Blok Mahakam, Pertamina melakukan pengeboran. Sepanjang 2018, misalnya, BUMN tersebut mengebor 62 sumur, sehingga berhasil menahan laju year on year decline sampai 25 persen.