Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Prof Imron Cotan Melihat Ada yang Berbeda dari Pilot Susi Air yang Disandera KKB

Sabtu, 18 Maret 2023 – 12:50 WIB
Prof Imron Cotan Melihat Ada yang Berbeda dari Pilot Susi Air yang Disandera KKB - JPNN.COM
Pemerhati Isu-isu Strategis dan Global Prof Imron Cotan melihat ada empati dan simpati Phillip Mehrtens, Pilot Susi Air yang disandera KKB Papua. Foto: Dokumentasi Ridwan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati isu-isu strategis dan global Prof Imron Cotan melihat ada empati dan simpati Phillip Mehrtens, Pilot Susi Air kewarganegaraan New Zealand yang disandera kelompok Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

"Saya tidak heran, itu ada teorinya bernama Oslo Syndrom yang dikembangkan antara lain oleh Kenneth Levin yang menyebutkan kalau seseorang disandera, lama kelamaan akan mencintai atau bersimpati kepada yang menyanderanya. Itu bisa saja terjadi," papar Prof Imron.

Hal itu disampaikan oleh Prof Imron Webinar Moya Institute bertajuk "Penyanderaan Pilot Susi Air: Tindakan Terorisme?" pada Jumat (17/3).

Menurut Prof. Imron, rasa empati yang dimiliki Philip menjadi cukup rumit. Hak itu juga dilihat Panglima TNI sehingga pembebasan yang bersangkutan cukup sulit, sebab sudah jatuh cinta tidak hanya kepada penyanderanya tetapi kepada ideologi yang dianut para penyandera.

"Ini jadi sulit karena dia sendiri tidak mau di-rescue. Jadi, kalaupun itu terjadi, saya berharap dalam waktu dekat bisa berubah. Karena jika dia bersimpati kepada gerakan separatisme, maka sesuai Pasal 13 A UU No.Tahun 2018, dia sudah terlibat dalam separatisme sesuai bunyinya: siapapun yang melibatkan diri atau membantu gerakan separatisme bisa dipidana maksimal 5 tahun," beber duta besar Indonesia untuk Tiongkok 2010-2013 itu.

Di sisi lain, kata Prof Imron, tuntutan KKB menukar kebebasan sanderanya dengan kemerdekaan Papua, adalah tuntutan di luar nalar.

Duta besar Indonesia untuk Australia 2003-2005 itu menyebut jika tuntutan semacam ini dipenuhi, maka akan muncul banyak negara merdeka baru sebagai buah dari tindak penyanderaan.

"Tidak mungkin pemerintah Indonesia, sebagai negara besar dan berdaulat menuruti tuntutan semacam itu," ujar Imron.

Pemerhati Isu-isu Strategis dan Global Prof Imron Cotan melihat ada empati dan simpati Phillip Mehrtens, Pilot Susi Air yang disandera KKB Papua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close