Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Prof Said Pertanyakan Ketenangan Ferdy Sambo Membunuh Brigadir J

Selasa, 03 Januari 2023 – 13:09 WIB
Prof Said Pertanyakan Ketenangan Ferdy Sambo Membunuh Brigadir J - JPNN.COM
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo mencium kepala istrinya Putri Candrawathi. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ahli Hukum Pidana Prof Said Karim memberikan keterangan sebagai saksi ahli dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo.

Ahli Hukum Pidana dari Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan itu mengatakan pembunuhan berencana, sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHP, mensyaratkan adanya rentang waktu untuk perencanaan pembunuhan dan ketenangan dari pelaku.

“Pembunuhan berencana mensyaratkan harus ada waktu dan di mana pelakunya dapat berpikir dengan tenang, memikirkan bagaimana cara perbuatan itu dilakukan dan di mana itu dilakukan,” ujar Said di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa.

Said mengatakan berdasarkan dua syarat tersebut ketenangan dari terdakwa Ferdy Sambo (FS) untuk merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Hutabarat (Brigadir J) patut dipertanyakan karena sebelum itu dia menerima pemberitahuan dari Putri Candrawathi (PC) bahwa istrinya itu mengalami tindakan pemerkosaan.

“Dalam kasus ini yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin saudara terdakwa FS ini bisa berada dalam keadaan tenang di saat dia mendapatkan pemberitahuan dari istrinya bahwa baru saja mengalami tindakan pemerkosaan. Semua laki-laki normal di dunia ini (jika tahu) bahwa istrinya diperkosa, saya yakin dan percaya dia pasti marah, kecuali kalau dia tidak normal. Kalau dia normal, pasti mendidih darahnya itu,” jelas dia.

Dengan demikian, menurut Said, terdakwa Ferdy Sambo tidak berada dalam keadaan tenang untuk merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J.

“Menurut pendapat saya sebagai ahli, dia sudah tidak dalam keadaan tenang. Tetapi, menyangkut secara spesifik, soal tenang atau tidak tenang adalah aspek kejiwaan maka itu adalah dijelaskan oleh ahli psikologi forensik,” ujar dia.

Hal tersebut disampaikan oleh Said usai penasihat hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi memintanya untuk menjelaskan mengenai unsur perbuatan pidana pembunuhan yang diatur dalam Pasal 340 KUHP.

Prof Said Karim memberikan keterangan sebagai saksi ahli dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News