Prof Zaki Dukung Program Hilirisasi Mineral
jpnn.com, JAKARTA - Rencana kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China menjadi polemik di tengah masyarakat karena mencuat saat pandemi Covid-19.
Juru Bicara Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, menyatakan kedatangan 500 TKA tersebut bertujuan untuk mempercepat pembangunan smelter di kawasan Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Konawe, Sulawesi Tenggara.
Saat ini, pengembangan industri hilir berbasis pengolahan dan pemurnian mineral seperti nikel menjadi salah satu sektor signifikan dalam skenario pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi.
Program hilirisasi mineral ini diharapkan bisa memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia.
“Sebagai seorang pengajar di Program Studi Teknik Metalurgi ITB, saya merupakan salah satu penggiat program hilirisasi mineral di Indonesia sejak lama bersama pemerintah dan berbagai stakeholders lainnya," ujar Guru Besar Teknik Metalurgi ITB Prof. Zaki Mubarok.
Menurut Prof. Zaki, pada prinsipnya tujuan dari hilirisasi mineral ini adalah bagaimana mengubah keunggulan komparatif Indonesia dengan ketersediaan berbagai sumber daya mineral menjadi keunggulan kompetitif dengan tersedianya bahan baku untuk ketangguhan industri hilir di dalam negeri.
"Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian ini diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan baru, khususnya bagi masyarakat di daerah, pendapatan negara dalam bentuk pajak, dan memberikan multiplier effect (efek berganda) pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan industri tersebut," terangnya.
Pemerintah sudah melarang ekspor bijih nikel per 1 Januari 2020, sebagai upaya untuk mendorong pengolahan dan pemurnian bijih nikel di dalam negeri.