Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Profil Calon Kapolri Idham Azis, Pernah Melumpuhkan Otak Bom Bali Bareng Tito

Kamis, 24 Oktober 2019 – 19:21 WIB
Profil Calon Kapolri Idham Azis, Pernah Melumpuhkan Otak Bom Bali Bareng Tito - JPNN.COM
Kabareskrim Komjen Pol Idham Azis. Foto: ANTARA/Dyah Dwi

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengusulkan nama Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR  pada Rabu (23/10). Idham akan menggantikan Jenderal Tito Karnavian.

Idham diketahui merupakan salah satu perwira tinggi Polri yang punya segudang prestasi dan menempati jabatan strategis di Korps Bahayangkara.

Dari rangkuman JPNN, selain kariernya cemerlang, Idham juga sering dilibatkan dalam tim satuan tugas untuk mengungkap perkara-perkara yang menjadi sorotan publik karena punya latar belakang sebagai reserse dan antiteror.

Pada Desember 2001, Idham menjadi anggota Tim Kobra untuk menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto di bawah pimpinan Tito Karnavian. Saat itu, Idham bertugas di Unit Harda Polda Metro Jaya.

Kemudian, Idham juga ikut menumpaskan otak bom Bali Dr Azhari di Batu, Malang pada 2005. Saat itu, Idham menjabat Kepala Unit Riksa Subden Investigasi Densus Polri.

Lagi-lagi, Idham kerja bareng Tito dan tim lain di antaranya Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel dan lainnya. Mereka mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri saat itu Jenderal Sutanto.

Usai berhasil melumpuhkan otak bom Bali Dr Azhari pada 9 November 2005, Idham kembali mendampingi Tito terbang ke Poso, Sulawesi Tengah untuk menuntaskan kasus mutilasi tiga gadis Kristen.

Selanjutnya, Idham juga ikut menumpaskan dua teroris kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Saat itu, Idham menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Calon Kapolri Komjen Idham Azis pernah bersama Tito Karnavian dalam berbagai operasi, salah satunya dalam upaya melumpuhkan otak Bom Bali Dr Azhari pada 9 November 2005.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close