Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
"Kalau menurut hemat saya, dengan angka berapa pun tidak menjadi masalah kalau semua bahan pangannya berasal dari apa yang tersedia di daerah tersebut," ujar dr Tan.
"Misalnya nih Indonesia Timur kaya dengan buah yang namanya pepaya ada pisang, bahkan ada matoa, matoa itu dari Papua, ya berikan saja itu."
"Makanan pokok barangkali tidak harus nasi, mana ada anak Papua makan nasi, sampai dibela-belain bikin ladang padi, tidak masuk akal."
Karenanya, dr Tan menekankan pentingnya memiliki keragaman makanan, dengan memastikan menu makanan MBG terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan, dan sayuran, yang diproduksi petani lokal di daerah masing-masing.
Ia juga mengkhawatirkan jika pemerintah menentukan menu berdasarkan anggaran, produk makannya bisa tidak berkualitas.
"Anda bisa bayangkan kalau misalnya anak-anak kita mendapatkan nugget ayam. Apalagi kalau kita akhirnya, karena untuk mendapatkan murah dan banyak subsidi setelah donasi kontributor, kita menggandeng industri."
"Kalau misalnya ... tidak berkualitas hanya semata-mata karena kita didukung oleh sponsor maka itu bukan lagi makanan yang berkualitas."
Dari susu hingga daun kelor
Sejak dirumuskan oleh Prabowo dan Gibran dalam kampanye presiden dan wakil presiden tahun lalu, program MGB sudah mengalami beberapa perubahan, yang menurut sejumlah pakar seperti tergesa-gesa.