Propam Turun Tangan Usut Puluhan Brimob yang Serang Asrama Atlet
jpnn.com - SAMARINDA - Suasana Asrama Atlet II, Kompleks Stadion Sempaja, Samarinda, Kaltim, Sabtu (21/3) mendadak mencekam. Puluhan oknum Brimob tiba-tiba mengamuk dan menyerang beberapa atlet yang tinggal di sana. Diduga penyerangan itu adalah buntut dari perkelahian antara anggota Brimob dengan atlet penghuni asrama.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim Fachruddin Djaprie membenarkan peristiwa ini. "Diduga, itu oknum Brimob. Semua kami serahkan ke Polresta Samarinda," ucapnya, kemarin.
Mantan sekretaris DPRD Kaltim ini menambahkan, dua atlet yang menjadi korban, Renaldy dan Ashar, terpaksa batal bertanding. Ashar semestinya bertanding untuk cabang gulat, siang kemarin di Hotel Atlet, masih di kompleks stadion. Sementara Renaldy, batal mengikuti kejuaraan nasional karate di Banten, Senin (23/3).
Di tempat lain, Kapolresta Samarinda Kombes Antonius Wisnu Sutirta menegaskan, anggotanya sudah mendatangi tempat kejadian. "Dari Satreskrim sudah olah TKP. Kabid Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Kaltim pun turun untuk memeriksa," jelas Wisnu.
Dia mengatakan, jika terbukti oknum Brimob terlibat dalam pengeroyokan, kepolisian tidak segan-segan memproses sesuai aturan hukum.
"Saat ini masih dalam pemeriksaan," ucap perwira berpangkat melati tiga itu. Dia sekaligus menyayangkan kejadian ini. Bahkan, Kapolda Kaltim Irjen Pol Andayono, katanya, telah menyampaikan permohonan maaf melalui perwakilan yang menjenguk Renaldy di rumah sakit, pukul 11.00 Wita kemarin.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Fajar Setiawan turut berjanji mengusut tuntas kasus ini. Mantan kapuslabfor Bareskrim Mabes Polri itu telah membentuk tim beranggotakan inspektorat pengawas daerah, bidang profesi pengamanan, dan direktorat reserse kriminal umum, untuk menyelidiki.
"Tim sudah berangkat ke Samarinda. Nanti, tim dibantu Polresta Samarinda. Pak Kapolda juga menyampaikan maaf atas insiden tersebut," kata Fajar. Dia mengatakan, pelaku akan menghadapi peradilan umum selain tindakan tegas dari internal Polda.
Di luar itu, Fajar meminta masyarakat menjaga diri dan tidak terbawa emosi atau bahkan terprovokasi. "Proses hukum biar berjalan. Mari hormati. Kami tidak pandang bulu. Siapa pun bersalah, pasti diproses," tegasnya seraya menambahkan, tim Polda masih terus menghimpun keterangan saksi. (dra/mon/aim/fel/k9)