Prostitusi Terselubung Rumah Dijual yang Dihuni 12 PSK
jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur sudah menutup Moronoseneng, Sememi, Kecamatan Benowo sebagai lokalisasi prostitusi Desember 2013. Namun masih ada saja yang membuka praktik bisnis prostitusi terselubung di kawasan itu.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga mengatakan, modus prostitusi ini memang cukup rapi. Sebab, muncikari mendesain rumahnya seperti rumah tidak terpakai. Bahkan, dia menempelkan keterangan di atas kertas putih yang ditempel di kaca depan rumah bahwa Rumah Dijual.
Polisi kembali mendapati satu rumah yang masih nekat membuka praktik prostitusi terselubung. Bahkan, rumah bekas wisma di Jalan Sememi gang I itu dihuni oleh 12 pekerja seks komersial (PSK) yang didatangkan dari beberapa daerah di Jawa Timur. Mereka disiapkan untuk melayani tamu lelaki hidung belang.
Berdasarkan pengamatan Radar Surabaya (Jawa Pos Group) sekilas rumah dengan cat merah ini tampak sepi. Kondisinya pun tidak terurus dan tampak kumuh. Banyak rumput liar dibiarkan tumbuh di sekitar rumah. Semua jendela juga tampak ditutup gorden dengan kondisi pintu terkunci.
Namun saat diperhatikan lebih teliti, di samping rumah, terdapat sebuah pintu kecil. Itu pun, pintu masih ditutupi dengan gerobak makanan siap saji.
Tapi setelah pintu kecil dengan lebar hanya sekitar setengah meter ini dibuka, maka akan tampak adanya aktivitas prostitusi yang terdapat di kamar-kamar rumah yang sebelumnya adalah bekas wisma ini.
Rumah berlantai dua itu memiliki 12 kamar. Tujuh kamar ada di lantai bawah, dan lima kamar lain di lantai dua. Di kamar-kamar inilah, para PSK itu bisa di-booking untuk melalukan hubungan seks di tempat. Tentunya, setelah terjadi kesepakatan harga dengan muncikari yang menjaga rumah tersebut.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga mengatakan, pihaknya mengamankan tiga orang PSK dan satu mucikari dari rumah tersebut.