Proton Dijadikan Taksi Saja Tak Laku, Apalagi untuk......
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat transportasi, Darmaningtyas menilai tak ada yang istimewa dari penandatanganan kerja sama antara PT Adiperkasa Citra Lestari milik AM Hendropriyono dengan Proton Holdings Berhad untuk menbuat mobil nasional Indonesia. Alasannya, kerja sama itu murni bisnis.
"Itu soal bisnis biasa, tidak ada yang istimewa. Istimewanya hanya karena di depan Presiden Jokowi saja. Tapi dari segi bisnis itu biasa saja," kata Darmaningtyas saat dihubungi, Minggu (8/2).
Pengamat yang juga Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) bahkan memprediksikan Proton dari sisi binsis juga tidak akan diuntungkan dari kerja sama itu. Terlebih, belum ada bukti bahwa pasaran mobil Proton di Indonesia cukup prospektif.
"Terbukti taksi yang memakai mobil Proton tidak berkembang dan harga purna jualnya juga rendah," tukasnya.
Karenanya Darmaningtyas mengaku ragu kerja sama dengan Proton itu dirancang untuk mobil nasional. Sebab, perlu dipertanyakan seberapa besar muatan lokal buatan Indonesia yang dapat diberikan oleh Proton untuk produk-produknya.
"Kalay local content-nya kurang dari 80 persen sih menurut saya bukan mobil nasional, itu mobil luar negeri yang dirakit di Indonesia saja," tandasnya.
Di sisi lain Darmaningtyas mengingatkan bahwa Indonesia sudah punya pengalaman soal mobil nasional saat Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharti menggulirkan Timor. Meski dijual dengan harga murah, Timor juga kurang peminat.
Begitu juga motor buatan Tiongkok yang sempat melambung di pasaran tanah air pada tahun 2000. Meski harganya kompetitif, tapi di pasaran akhirnya hilang karena kualitasnya jelek dan harga purna jualnya juga rendah.