Provinsi Riau: Sejarah dan Potensi Bumi Lancang Kuning
Tekad Provinsi Riau untuk mengelola sendiri blok migas melalui BUMD yang sudah berakhir masa kontraknya, juga sering mendapat rintangan. Padahal, salah satu BUMD Riau yang sudah dipercaya mengelola suatu blok migas di Riau telah berhasil membuktikan diri mampu dengan meningkatkan produksi mencapai 300 persen dalam kurun waktu tiga tahun pengelolaan.
Tentu saja di masa yang akan datang, pemerintah pusat diharapkan dapat memberikan perhatian yang besar kepada Provinsi Riau. Karena dari Provinsi ini, telah diambil berbagai potensi besar sumber daya alamnya, sementara masyarakatnya masih belum merasakan kesejahteraan yang merata. Padahal dengan kekayaan yang dimilikinya, masyarakat Riau harus mendapatkan dampaknya.
Apalagi saat ini, sebagaimana dikatakan Gubernur Riau, Annas Maamun, telah ditemukan cadangan minyak baru yang diperkirakan terbesar di Riau, yaitu di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) berdasarkan hasil pertemuannya dengan PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).
“Chevron menemui saya. Menurut mereka ada sumber minyak terbesar Riau di sekitar Sungai Rokan. Jumlahnya akan melebihi minyak Duri di Bengkalis," kata Gubernur di Pekanbaru beberapa waktu lalu.
Dengan banyaknya kekayaan yan dimiliki Riau itu, dalam momentum kemerdekaan RI, Gubernur Riau Anas Maamun pun mengajak semua pihak untuk bersama membangun Riau. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kemiskinan Provinsi Riau yang telah dipimpin sembilan gubernur dan empat pejabat gubernur itu.
Masih banyak hak-hak rakyat Riau yang seharusnya bisa dinikmati, namun masih belum diberikan karena kurangnya transparansi dari pemerintah pusat dan belum maksimalnya pengelolaan oleh pemerintah daerah. Jika berbagai kendala ini bisa diatasi segera, maka dengan berbagai potensi yang dimilikinya, Provinsi Riau tentu layak untuk disebut sebagai poros ekonomi Indonesia bagian barat.[***]
(Tulisan dirangkum dari berbagai sumber)