Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Proyek Besar di Sektor Tunggal

Selasa, 11 Maret 2014 – 10:18 WIB
Proyek Besar di Sektor Tunggal - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Dunia perbulutangkisan nasional tengah berada dalam euforia pasca keberhasilan mendulang dua gelar juara dalam ajang All England 2014.

Dua gelar juara yang dipersembahkan Hendra Setiawan/ Muhammad Ahsan di ganda putra dan Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir dari sektor ganda campuran jelas cukup membanggakan.

Hendra/ Ahsan mengawali pesta Indonesia dengan mengalahkan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/ Kenichi Hayakawa 21-19 21-19. Lalu diteruskan Tontowi/ Liliyana yang mengandaskan asa balas dendam ganda campuran Tiongkok, Zhang Nan/ Zhao Yunlei 21-13 21-17. Uniknya, skor itu sama dengan kemenangan tahun lalu atas pasangan yang sama.

Apabila Hendra/ Ahsan mengakhiri paceklik gelar dari ganda putra sebelas tahun terakhir, maka kemenangan Owi/ Butet ini menandai gelar ketiganya dalam tiga tahun beruntun pada ajang All England. Pasangan ganda campuran terbaik Indonesia ini sebelumnya meraih gelar serupa dalam edisi 2012 dan 2013.

Namun, lupakan dulu hingar bingar pesta itu. Sebab, pekerjaan rumah lebih besar sudah menanti Indonesia demi mengembalikan taringnya di dunia bulutangkis internasional. Bukan hanya dapat bertaring di sektor ganda, Indonesia sudah seharusnya juga mampu mengangkat trofi juara untuk sektor tunggal.

Bayangkan, dua dasawarsa silam menjadi prestasi terakhir Indonesia mengawinkan gelar juara di dalam All England. Trofi juara yang didapatkan Heryanto Arbi di sektor tunggal putra dan Susi Susanti di tunggal putri seakan menjadi pintu penutup dominasi juara Indonesia dalam turnamen berhadiah USD 400 ribu itu.

Selebihnya, hanya sektor tunggal putra yang hampir mempertahankan dominasi itu. Meski hanya mentok sebagai runner up seperti yang sudah dicatatkan Taufik Hidayat (edisi 1999 dan 2000) dan Budi Santoso pada tahun 2002. Kondisi itu tentu sudah cukup membuat para legenda bulu tangkis nasional mengelus dada.

Salah satunya Heryanto Arbi. Kepada Jawa Pos, juara dunia tahun 1995 itu menyebut pekerjaan rumah PBSI kini tidak ringan. Waktunya pun tidak bisa ditempuh dalam waktu cepat supaya bisa menghasilkan pebulu tangkis yang berpotensi menjadi andalan Indonesia di tahun berikutnya, baik di All England, ataupun di ajang internasional lainnya.

JAKARTA - Dunia perbulutangkisan nasional tengah berada dalam euforia pasca keberhasilan mendulang dua gelar juara dalam ajang All England 2014.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News