Proyek Pembangunan Kapal Selam Masa Depan Australia Ditunda
Pengumuman yang sudah lama ditunggu-tunggu tentang siapa yang akan membangun armada kapal perang anti-kapal selam Angkatan Laut Australia berikutnya ditunda karena pemerintah Australia masih memperdebatkan apakah akan memasukkan perusahaan yang bermarkas di Australia Barat dalam proyek senilai $ 35 miliar tersebut.
Poin Inti:
- Tiga perusahaan pertahanan asing telah terpilih untuk merancang dan membangun kapal perang masa depan Australia
Perusahaan Inggris BAE Systems secara luas disukai untuk memenangkan proyek SEA5000 yang menguntungkan - Jika BAE Systems berhasil mendapatkan kontrak $ 35 miliar, Australia kemungkinan akan menandatangani salah satu Perjanjian Perdagangan Bebas pertama dengan Inggris setelah Brexit
- Tiga perusahaan asing telah terpilih untuk merancang dan membangun kapal perang masa depan Australia, yang diharapkan akan menggantikan kapal perang kelas Anzac yang sudah tua sejak akhir tahun 2020-an.
Perusahaan Inggris BAE Systems secara luas difavoritkan untuk memenangkan proyek SEA5000 yang menguntungkan dengan penawaran fregat "Tipe 26" berteknologi tinggi, tetapi bersaing melawan Fincantieri dari Italia dengan kapal perang FREMM-nya, dan Navantia dari Spanyol dengan F100 yang diperbarui.
Ada juga spekulasi yang berkembang dikalangan industri ini bahwa jika BAE Systems berhasil mengamankan kontrak senilai $ 35 miliar atau setara Rp366 triliun, Australia kemungkinan akan menandatangani salah satu Perjanjian Perdagangan Bebas pertama dengan Inggris setelah Brexit, dan dapat mulai mengekspor kendaraan Bushmaster ke Angkatan Darat Inggris.
Orang dalam dari Departemen Pertahanan mengatakan pengumuman mengenai kapal perang masa depan (Future Frigate) Australia itu dijadwalkan akan dilakukan minggu lalu, tetapi sebuah desakan terakhir untuk memungkinkan Austral, produsen kapal Australia yang berbasis di Australia menjadi bagian dari pembangunan armada ini telah mempersulit proses tersebut.
Bulan lalu, Austal dikeluarkan dari proyek senilai $ 3 miliar atau Rp31 triliun untuk membangun Kapal Patroli lepas pantai (OPV) Angkatan Laut baru setelah negosiasi dengan perancang Jerman Luerssen gagal.
Informasi yang diperoleh ABC menunjukan setelah dikeluarkannya Austal dari pembangunan OPV, anggota Kabinet Australia Barat sangat mendukung agar Austal ikut memainkan peran dalam pembangunan Future Frigate, yang akan dirakit di Adelaide, Australia Barat.
Menteri Industri Pertahanan Christopher Pyne tidak bersedia mengomentari apakah peran Austal sedang dipertimbangkan, tetapi keputusan akhir tentang proyek Frigate ini masih bisa diterbitkan beberapa minggu lagi.