PSI: Ekonomi Kebodohan Hanya Fiksi, Khayalan Tim Prabowo
jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara PSI Rizal Calvary Marimbo menyoroti pernyataan calon presiden Prabowo Subianto bahwa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla saat ini sedang menjalani praktik ekonomi kebodohan alias the economics of stupidity. Dia mengaku heran dari mana Prabowo mendapat terminologi tersebut.
Rizal mengatakan, selain tidak faktual, terminologi ekonomi kebodohan juga tidak dikenal dalam ilmu ekonomi.
“Secara akademis dan keilmiahan, kita tidak perna menemukan terminologi ini. Referensinya dari mana. Kita juga ingin tahu,” ujar Rizal dalam keterangannya, Senin (15/10).
Dalam pidatonya di Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) pekan lalu, Prabowo membeberkan beberapa indikator bahwa pemerintah sedang menjalankan ekonomi kebodohan. Salah satunya adalah, jumlah kekayaan Indonesia yang dinikmati asing sepanjang 1997-2014 mencapai USD 300 miliar.
Argumen ini membuat Rizal curiga Prabowo dapat masukan yang keliru soal ekonomi Indonesia. Pasalnya, data yang sebenarnya menunjukan investasi asing di Indonesia tidak semasif negara-negara ASEAN lainnya.
"Data dari Laporan Investasi Dunia UNCTAD menyebutkan, persentase rata-rata penanaman modal asing langsung di Indonesia terhadap total Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kurun 2005-2010 dan 2011-2016 tidak pernah lebih dari enam persen alias hanya berkisar 5,6 persen dan 5,7 persen," beber dia.
Rizal mengatakan, persentase modal asing Vietnam selalu di atas 20 persen. Sedangkan Malaysia persentasenya mencapai 14 persen..
“Jadi pandangan Prabowo itu hanya asumsi-asumsi yang dasarnya lemah. Datanya sebaliknya,” ucap Rizal.