PTN Abaikan Nilai Unas karena Marak Kecurangan
jpnn.com - JAKARTA - Maraknya kecurangan dalam ujian nasional (unas) SMA di Jawa Timur (Jatim) bisa berdampak serius. Sikap Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) kini terbelah.
Sebagian PTN memutuskan tidak memakai nilai unas dalam perhitungan kelulusan SNM PTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2014 yang diumumkan 27 Mei mendatang. Hari ini merupakan masa krusial dalam "perkawinan" nilau unas dengan nilai sementara kelulusan SNM PTN yang dihitung dari rapor siswa.
Bendahara Umum MRPTN Rochmad Wahab menjelaskan, hari ini panitia unas yang diwakili oleh BSNP (Badan Standarisasi Nasional Pendidikan) menyerahkan hasil pemindaian. Setelah itu, dari MRPTNI diserahkan ke panitia SNM PTN. "Agenda ini rahasia," katanya tadi malam.
Rochmad mengatakan, internal MRPTN selaku penyelenggara SNM PTN terus memantau perkembangan penyelenggaraan unas. Termasuk kasus kecurangan unas yang masif dan terstruktur di Lamongan, Jatim.
Pria yang juga rektor UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) itu mengatakan, kasus di Lamongan membuat kalangan rektor tidak percaya terhadap hasil unas.
"Ada beberapa PTN yang memutuskan tidak menggunakan nilai unas untuk pertimbangan kelulusan SNM PTN. Mereka hanya menggunakan keputusan siswa lulus atau tidak lulus unas sebagai penentu kelulusan SNM PTN," katanya.
Masing-masing PTN memiliki hak mutlak untuk menetapkan skema kelulusan SNM PTN.
Rochmat mengatakan, anjuran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh adalah, nilai unas dan rapor diberi bobot tertentu untuk pertimbangan kelulusan SNM PTN. Meski begitu, penetapan kelulusan SNM PTN itu ada di tangan rektor, bukan menteri.