PTPN Group Bantu Teguh Mengubah Hidup jadi Petani Tebu di Bondowoso
Selain itu, kunci kesuksesan ayah dua orang anak ini juga terletak pada praktik bertani yang tepat, penggunaan bibit berkualitas, pemupukan yang lengkap, dan penyediaan air dari sumur bor.
Dengan asumsi rendemen tebu sebesar 8,5 persen, Teguh bisa menghasilkan sekitar 15,7 ton gula per hektare, lebih dari tiga kali lipat rata-rata produksi gula di Indonesia.
Dengan perjanjian bagi hasil gula sebesar 70:30 persen, Teguh bisa memperoleh sekitar 10,99 ton gula atau setara dengan Rp132.979.000.
Di samping itu, Teguh juga mendapatkan tambahan pendapatan dari bagi hasil tetes sebesar 3 persen per kuintal tebu, yang menambahkan Rp11.100.000. Dengan demikian, total pendapatan Teguh mencapai Rp144.079.000.
Setelah mengurangi biaya sewa lahan, tanam, pemeliharaan, dan ongkos tebang muat angkut, Teguh memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 62.119.000 per hektare per tahun.
“Dari penghasilan itu, sebagian buat operasional kebun, buat keperluan sehari-hari, dan sisanya buat perluasan sewa,” tuturnya.
Prestasi yang luar biasa ini membawa perubahan signifikan bagi kehidupan Teguh.
Kini, pria 39 tahun itu bisa hidup dengan mapan. Yang lebih mengagumkan, dari hasil penjualan gula pertamanya, Teguh mendonasikan sebuah kulkas kepada masjid setempat.