Puan Ingatkan Yasonna soal Pentingnya Revolusi Mental di Imigrasi dan Lapas
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani tak henti-hentinya menyuarakan program revolusi mental yang digaungkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Puan bahkan tak segan-segan mengkritik instansi yang seolah belum tersentuh program revolusi mental.
Kali ini kritik Puan menyasar Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Sorotannya terhadap kementerian yang kini dipimpin Yasonna Laoly itu tertuju pada Direktorat Jenderal Imigrasi dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Berpidato pada pembukaan Rapat Kerja Evaluasi Capaian Kinerja Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2016 di Jakarta, Senin (22/2) sore, Puan mengatakan, kinerja imigrasi termasuk yang paling sering dikeluhkan masyarakat. Selain waktu proses pelayanan di imigrasi yang lama, petugasnya pun kurang ramah.
“Bagaimana turis mau nyaman kalau di imigrasi tak senyum? Ini harus segera diperbaiki," katanya di acara yang juga dihadiri Yasonna itu.
Politikus PDI Perjuangan itu mengingatkan bahwa pemerintah sudah bertekad menggejot jumlah wisatawan mancanegara. Menurutnya, salah satu kunci untuk meningkatkan angka kunjungan wisman adalah pada pelayanan keimigrasian.
Karenanya Puan mengatakan, imigrasi harus bisa membuat kesan yang positif dalam melayani publik. "Bukan berarti pemeriksaan tidak ketat, tetapi dalam pemeriksaan yang ketat itu harus dibarengi dengan pelayanan yang baik," ujarnya.
Puan lantas menyinggung kalimat ’Kemanfaatan Hukum yang Berkepastian' yang menjadi tema dalam rapat itu. Kepastian hukum pula yang sering ditanyakan Puan ke Yasonna.
"Coba bikin yang pasti. Untuk melayani satu orang itu butuh berapa lama, sehingga bisa dipastikan kebutuhan yang melayani," tegasnya.