Pujian Prabowo ke SBY dan Jokowi Diapresiasi Positif Pemilih
JAKARTA - Elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terus naik mendekati hari pencoblosan, Rabu mendatang (9/7). Hal itu berbanding terbalik dengan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) yang alami penurunan.
"Seperti pergerakan harga saham, kalau sudah jatuh susah rebound (kembali menguat) meski potensi itu ada. Sementara yang trennya positif, biasanya akan meningkat terus," ujar pengamat politik, Arya Fernandes, saat dihubungi wartawan, Kamis (3/7).
Dia mengungkapkan, debat capres-cawapres sangat mempengaruhi swing voters (pemilih mengambang) dan undecided voters (belum memiliki pilihan). Dari empat putaran debat capres-cawapres, ia menilai Prabowo-Hatta yang berhasil menarik perhatian swing voters dan undecided voters.
"Secara performa yakni retorika, body language, penyampaian visi misi, sistematika pembicaraan, Prabowo-Hatta lebih mampu memukau pemilih. Bagaimanapun, evaluasi terhadap performa di debat capres mempengaruhi pemilih,” katanya.
Menurutnya, sikap Prabowo yang rendah hati semakin meyakinkan pemilih untuk memberikan dukungan kepadanya. Bukan hanya saat debat capres-cawapres, ia juga tidak segan memuji lawan politiknya saat kampanye ke berbagai daerah di Indonesia.
"Prabowo tidak sungkan memberi pujian kepada pemerintahan SBY dan Jokowi. Pujian tersebut diapresiasi positif oleh pemilih," tuturnya.
Mesin politik yang bekerja dengan baik, lanjut Arya, semakin menguatkan suara Prabowo-Hatta.
Dia menambahkan, jika Prabowo-Hatta kembali tampil apik dalam debat putaran terakhir dan terus menjungjung politik santun, keduanya berpeluang besar memenangkan pertarungan.
Berdasarkan survei terbaru Indonesia Research Centre (IRC), elektabilitas Prabowo-Hatta mencapai 47,5 persen dan 43 persen untuk Jokowi-JK. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden di 33 provinsi, 14-20 Juni 2014. Survei itu menunjukan, debat mempengaruhi pemilih dan elektabilitas capres-cawapres. (rmo/jpnn)