Pulang Sekolah Berenang, Kadang Air Tiba-tiba Coklat, Pertanda...
TETAP semangat. Para siswa MTsn Barus, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut itu, harus menyeberangi sungai untuk bisa menuju sekolahnya, mengikuti Ujian Nasional.
Ya, menghadapi UN hari pertama, Senin (9/5) dan hari kedua, Selasa (10/5), para siswa terpaksa naik rakit menyeberangi Sungai Aek Sirahar menuju sekolah pascaputusnya rambing (jembatan), beberapa waktu lalu. Jembatan itu menghubungkan Desa Bungo Tanjung dengan Desa Kampung Mudik, yang merupakan lokasi sekolah.
Puluhan siswa tampak menaiki rakit yang terbuat dari bambu menyeberangi sungai sepanjang 300 meter dengan kedalaman air hingga 3 meter. Tidak hanya siswa, warga juga ikut menyeberangi sungai setiap hari.
Kepada wartawan, warga mengatakan, bila melalui jalan desa, mereka harus melewati tiga desa, yakni Desa Ujung Batu dan Kelurahan Padang Masiang hingga ke Desa Kampung Mudik. Sementara jika menyeberang dengan rakit, hanya sekitar 300 meter.
Bahkan, jika tak ada rakit, para pelajar menyeberang sungai dengan berenang, mencari bagian sungai yang tak terlalu dalam.
Seperti pernyataan Riski, salah seorang pelajar. Dia mengatakan bahwa saat tidak ada rakit, ia bersama temannya setiap hari harus berbasah-basah lantaran harus menyeberangi sungai.
Dikatakan, mereka terpaksa melakukan itu karena harus menyelesaikan UN yang merupakan ujian terakhir bagi mereka.
“Kita naik rakit. Kalau tidak, kita hanya menyeberang dengan berenang, nggak perlu naik rakit,” ujar Riski, siswa dari Desa Bungo Tanjung.