Pulau Sebatik Pasca Ketegangan Indonesia Malaysia (1)
WNI dan Warga Malaysia Longgar Masuk ke Perbatasan saat LebaranRabu, 15 September 2010 – 08:08 WIB
Nah, pada hari-hari Lebaran kemarin yang banyak berdatangan adalah warga Pulau Sebatik yang sehari-hari mencari nafkah di Tawau. Bahkan tidak sedikit yang sudah menjadi warga negara Malaysia. Mereka pulang kampung halaman untuk bersilaturahmi dan merayakan Lebaran dengan keluarga dan sanak saudara. "Orang tua saya di sini (Pulau Sebatik)," ujar Sudirman Malik, warga negara Malaysia.
Pria 27 tahun itu memang lahir di Malaysia. Tapi, kedua orang tuanya warga Indonesia dan tinggal di Pulau Sebatik. Orang tua Sudirman bersuku Bugis. "Sebulan sekali awak kemari lah," ucap Sudirman dengan logat Melayu yang kental.
Selain kalangan muda, banyak juga orang-orang berusia lanjut yang berdatangan ke Pulau Sebatik. Pada umumnya mereka ingin nyekar (berziarah) di makam nenek moyang yang tersebar di Pulau Sebatik. Haji Taulan, misalnya. Warga Malaysia berusia 73 tahun itu menyeberang ke Pulau Sebatik pada hari pertama Lebaran untuk berziarah di makam orang tuanya di kampung Sungai Nyamuk.