Puncak HAN 2020, Mensos Sapa 8.000 Anak Indonesia Secara Virtual
"Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak saat ini telah menempatkan 770 Sakti Peksos di 463 kabupaten/kota. Mereka adalah tokoh terdepan dalam menangani kasus-kasus anak di Indonesia," kata Harry.
Rangkaian HAN dilanjutkan dengan kegiatan Peksos Goes to School (PGTS) yang diikuti 63 sekolah melibatkan 10.061 anak. Selanjutnya, Peksos Goes To Community (PGTC) melibatkan 7000 anak yang merupakan aktivitas pekerja sosial dalam melakukan pendampingan masyarakat terkait pencegahan dan penanganan masalah anak berbasis masyarakat. Sebagai puncak acara HAN tanggal 23 Juli 2020 dengan tajuk “Sehari Bersama Anak (SBA)”.
Dukungan dan apresiasi juga datang dari Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ihsan Yunus. "Saya mendukung kegiatan seperti ini. Mari kita sama-sama terus belajar, berdoa dan berusaha meski dalam situasi terbatas karena Covid-19. Tidak ada halangan untuk kita bersungguh-sungguh," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi juga hadir memeriahkan acara ini. "Tetap semangat, apapun kita hadapi dengan Gembira," pesannya.
Begitu juga dengan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait yang menyatakan bahwa anak perlu perlindungan. Anak-anak diharapkan mampu mengatakan tidak pada narkoba, pornografi, eksploitasi, penganiayaan dan penelantaran.
Masa Pandemi Covid-19 memunculkan dampak negatif bagi anak, antara lain kehilangan pengasuhan, mengalami kekerasan baik verbal maupun non verbal, berkurangnya kesempatan anak untuk bermain, belajar, dan berkreasi akibat diterapkannya kebijakan jaga jarak maupun belajar di rumah.
Di akhir sapaannya, Mensos Juliari P Batubara menyampaikan agar anak-anak tetap menjaga kesehatan. "Jaga kesehatan kalian dengan mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Semoga Anak Indonesia semakin jaya," pungkas Mensos Ari.
Acara ini dimeriahkan oleh 73 anak penerima manfaat Balai/Loka Anak Kemensos dan 8.000 anak perwakilan dari seluruh Indonesia dengan berbagai latar belakang. Mulai dari anak komunitas adat terpencil, penyanyi jalanan, anak nelayan, anak pemulung, anak disabilitas hingga anak dengan HIV/AIDS.