Punya Senjata Canggih Buatan Israel, Bisa Deteksi Bom dari Jarak 100 Meter
jpnn.com - KAPOLRI Jenderal Badrodin Haiti telah memerintahkan seluruh jajarannya untuk siaga di daerah masing-masing, menyusul aksi terorisme di Jalan MH Thamrin Jakarta, 14 Januari lalu.
Perintah siaga satu yang diberlakukan ke seluruh aparat kepolisian itu harus dilaksanakan dengan baik. Termasuk Brigade Mobil (Brimob) Detasemen B Pelopor di Sorong, Papua Barat. Detasemen yang dipimpin oleh Kompol Eko Sumaryanto ini bahkan mendapat bantuan persenjataan supercanggih untuk mengantisipasi bom.
Brimob Detasemen B menyiagakan unit Penjinak Bom (Jibom) dan Penjinak Bahan Peledak (Jihandak). Jumlah personelnya ada 31 orang, mereka yang disiagakan 1 x 24 jam.
Seluruh perlengkapan dan peralatan unit ini disiagakan di luar gudang penyimpanan. Tujuannya, bisa langsung disiapkan saat mendapat informasi laporan adanya bom. “Tapi sampai sekarang ini belum ada laporan gangguan atau adanya isu bom, tapi kami tetap siaga termasuk adanya isu Gafatar,” ujar Komandan Detasemen (Kaden) Brimob B kini dijabat Kompol Eko Sumaryanto, seperti dikutip dari Radar Sorong, Jumat (22/1).
Unit Jibom beruntung, karena kini memiliki senjata baru yang supercanggih. Senjata yang baru didatangkan sebulan tersebut berupa X-ray portable merk Vidisco. Senjata buatan Israel ini mampu mendeteksi benda yang diduga bom dari jarak 100 meter. Kemudahannya, anggota dari unit Jibom tidak perlu lagi mendekat di benda yang diduga bom. Cukup dengan mengunakan alat dimaksud dari jarak 100 meter.
“Sudah bisa dideteksi apakah benar isi bom atau bukan, kalau benar isinya bom, maka anggota bisa memperhitungkan langkah-langkah apa yang akan dilakukan,” kata Eko.
Alat ini juga mampu mendeteksi jenis benda yang diduga bom tersebut. Jika benar berisi bom, maka akan terlihat model dan jenisnya. Hal inilah yang memudahkan dalam penanganan penjinakan bom dimaksud.
Senjata mutakhir ini memang belum digunakan dan dibuktikan kehebatannya. Karena belum adanya teror bom di Kota Sorong. Namun secara ujicoba sudah pernah dilakukan oleh personel unit jibom dalam latihan. “Waktu latihan sudah dibuktikan dan ini menjadi senjata baru kami,” tandas Eko.