Pushidrosal Gelar Semiloka Mitigasi Bencana Tsunami
jpnn.com, JAKARTA - TNI AL sedang mengembangkan Pangkalan di Teluk Ratai Lampung dan Teluk Palu Sulawesi Tengah. Untuk mengurangi risiko bencana dan potensi kerugian akibat bencana maritim di masa yang akan datang khususnya bencana tsunami yang berpotensi berdampak pada infrastruktur yang sedang dikembangkan, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) menggelar Semiloka.
Semiloka tersebut membahas tema Mitigasi Bencana Tsunami terhadap Pembangunan Pangkalan TNI AL Teluk Ratai Lampung dan Teluk Palu Sulawesi Tengah digelar di Mako Pushidrosal, Ancol Timur, Jakarta Utara, Kamis (28/12).
Kadisinfolahta, Kolonel Laut (E) H.A. Danang Rimbawa dalam siaran persnya menyebutkan, kegiatan Semiloka tersebut bertujuan untuk memperoleh masukan dari akademisi dan praktisi tentang tingkat bahaya gempa/tsunami dan dampak terhadap infrastruktur pantai serta langkah-langkah mitigasi/solusi yang dapat dilakukan.
Hasil Semiloka juga diharapkan dapat menjadi tambahan masukan bagi kelanjutan pembangunan Pangkalan TNI AL Teluk Ratai Lampung dan Teluk Palu Sulawesi Tengah, serta Pangkalan TNI AL pada umumnya.
Acara ini menghadirkan para ahli yang berkompeten di bidangnya, di antaranya Dr. Irwan Meilano dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Radianta Triatmadja (UGM Yogyakarta), Dr. Rer. nat. Poerbandono (ITB Bandung) dengan moderator Kolonel Laut (E) Yanuar Handwiono yang sehari-harinya menjabat sebagai Dirpamkersamtas Pushidrosal.
Dalam sambutannya, Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro menyampaikan kebijakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun demikian, posisi geografis Indonesia yang terletak dalam jalur “ring of fire” perlu menjadikan perhatian serta pertimbangan khusus.
Ketidakpahaman terhadap karakteristik dan fenomena alam di wilayah pesisir dan lautan akan berdampak pada risiko bencana yang berpotensi mengancam jiwa dan harta benda seperti tsunami, gempabumi, abrasi, gelombang pasang, typhoon, letusan gunung api laut, serta kenaikan muka air laut.
Ancaman-ancaman tersebut dapat dikurangi dampaknya jika data data bawah laut dan aktivitas manusia di laut dan di pesisir laut dapat dipetakan secara akurat serta antisipasi mitigasi bencana tsunami telah disiapkan dengan baik dan terencana.