Putin Tidak Terima Huawei Ditindas Amerika
jpnn.com, SAINT PETERSBURG - Presiden Rusia Vladimir Putin membuka acara Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) dengan pesan yang unik. Dia hanya membicarakan peluang investasi atau visi ekonomi Rusia. Dalam pidato sebagai tuan rumah, dia malah menyebut raksasa teknologi asal Tiongkok: Huawei.
''Saya prihatin atas situasi perusahaan itu. Mereka tidak hanya ditindas, tapi juga dihilangkan,'' katanya menurut Agence France-Presse (AFP).
Pesan Putin sedikit keluar dari konteks. Namun, semua itu dilakukan demi tamu kehormatannya, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dalam hari terakhir kunjungan kenegaraannya. Tampaknya, pria 66 tahun itu ingin segera mempererat hubungan kedua negara.
Tiongkok dan Rusia memiliki musuh yang sama saat ini. Yakni, Amerika Serikat (AS). Rusia sudah punya gesekan dengan AS setelah pendudukan Semenanjung Krimea yang dulu merupakan milik Ukraina. Sementara itu, Tiongkok sedang melakukan perang dagang dengan Presiden AS Donald Trump sejak tahun lalu.
BACA JUGA: AS Agresif Serang Huawei, Rusia dan Tiongkok Makin Mesra
Pada 2018, volume perdagangan mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan nilai USD 107 miliar (Rp 1.525 triliun). Pada kunjungan kali ini, mereka juga menandatangani perjanjian ekonomi senilai lebih dari USD 20 miliar (Rp 284 triliun).
''Romansa dua kepala negara ini terjadi karena pertikaian Xi dan Trump. Mungkin kerja sama militer mereka juga akan lebih erat,'' ujar Shi Yinhong, profesor di Renmin University of China, kepada South China Morning Post.
Di mata Xi, Putin merupakan sosok kebalikan Trump. Saat Trump melarang Huawei di negaranya, Putin justru menyambutnya dengan gembira. Ketika Trump membuat pasokan barang ke Tiongkok tersendat, Putin siap membantu.