Putra Mahkota Saudi Atur Operasi Melenyapkan Khashoggi?
jpnn.com, ISTANBUL - Pekan lalu, saat kali pertama kabar raibnya Jamal Khashoggi tersiar, Putra Mahkota Muhammad bin Salman alias MBS sudah berkomentar. Dia menepis rumor penculikan dan pembunuhan.
Dia menegaskan bahwa jurnalis Arab Saudi itu sudah pulang dari konsulat di Kota Istanbul, Turki. Tapi, fakta berbicara lain. Khashoggi tidak pernah keluar dari gedung. Setidaknya, dalam kondisi hidup.
Kini, setelah indikasi bahwa Khashoggi dibunuh menguat, MBS kembali jadi sorotan. Itu terkait peran 15 pria Saudi yang tiba di gedung konsulat tak lama setelah pria 59 tahun tersebut masuk.
Mereka bukan orang biasa. Salah seorang di antaranya dokter forensik dan 14 lainnya adalah petugas keamanan. Hanya penguasa Saudi yang bisa menjalankan operasi serapi itu. ''MBS adalah otak di balik peristiwa ini.'' Demikian bunyi keterangan tertulis Washington Post Rabu (10/10).
Selain klaim Washington Post berdasar keterangan intelijen Amerika Serikat (AS) itu, dugaan keterlibatan MBS datang dari Khaled Saffuri, teman Khashoggi.
Dia mengungkapkan, selama empat bulan terakhir, temannya itu rutin menerima telepon dari para pejabat senior Saudi. ''Mereka orang-orang MBS,'' katanya menirukan Khashoggi.
Kepada Khashoggi, orang-orang MBS itu menawarkan banyak hal. Mulai jabatan sampai perlindungan. Syaratnya, Khashoggi harus pulang ke Saudi.
Namun, Khashoggi tidak tergiur. ''Saya tak memercayai mereka sama sekali,'' ujar Khashoggi sebagaimana disampaikan Saffuri.