Putri Pendiri PKS: Lebih Baik Berdakwah Di Kandang Banteng daripada di Kandang Sapi
Azmah juga mengaku kaget karena lingkungan kantor PDIP punya masjid. "Partai lain tak punya mesjid. Tapi PDIP punya mesjid," kata dia.
Azmah menilai PDI Perjuangan adalah rumah kebangsaan, tempat berkumpulnya berbagai tokoh bangsa dari berbagai latar belakang. "Kata Almarhum, PDIP itu bukan anti Islam. Atau PKI atau apa itu, itu tidak benar. Dan harus diluruskan," kata Azmah.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, pihaknya memiliki kader bangsa yang memiliki latar belakang tokoh-tokoh pejuang Islam. Ada Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin yang kini menjabat Ketua DPD PDIP Jawa Barat.
Dia adalah mantan pimpinan Komisi I DPR, yang ayahnya dulu adalah seorang tokoh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
"Beliau masuk ke militer dan lalu bergabung ke PDI Perjuangan. Dan hingga saat ini menjadi seorang pejuang nasionalis, seorang Pancasilais yang berkomitmen untuk menjaga NKRI," kata wakil ketua MPR ini.
Begitu pula dengan Alm KH Yusuf Supendi, yang saat ini perjuangannya dilanjutkan oleh sang putri Azmah. "Inilah yang akan melanjutkan perjuangan ayahandanya yang memiliki satu komitmen untuk membangun keislaman dan kebangsaan di PDI Perjuangan. Berdakwah di partai kebangsaan, itu banyak pahalanya," kata Basarah.
Basarah melanjutkan, KH Yusuf sudah melakukan pendalaman dan sampai pada kesimpulan bahwa tuduhan PDI Perjuangan sebagai partai yang dituduhkan komunis, antiislam, kafir, adalah tidak terbukti.
"Dari pedalaman yang dilakukan Ustaz Yusuf Supendi dan diamanatkan kepada putri beliau telah terbukti PDI Perjuangan adalah partai nasionalis-religius," ujarnya. (tan/jpnn)