Putu BKSAP Sebut Namibia Ingin Belajar Teknologi Air dan Pangan dengan RI
Dia menyebut sektor pertanian, perikanan, dan pendidikan juga sangat penting bagi Namibia. Sejak 2009, kedua negara sudah bekerja sama di sektor pertanian melalui UGM dan Universitas Namibia.
Menurut Putu, Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah sepakat dengan Kementerian Pertanian Namibia untuk menjajaki peluang kerja sama dalam pengembangan dan produksi benih tanaman pangan yang sesuai dengan kondisi lahan kering dan cuaca Namibia.
Hal itu demi mendukung kebijakan Namibia dalam program ketahanan pangan dan swasembada. "Perluasan kerja sama antara UGM dan Namibia juga terus dilakukan di bidang perbenihan, vaksin, dan kolaborasi program KKN," tuturnya.
Putu mengatakan dalam pertemuan tersebut juga dibahas peningkatan konektivitas pergerakan barang agar Namibia bisa menjadi salah satu hub untuk produk-produk Indonesia yang masuk ke Afrika, serta peningkatan wisatawan Indonesia ke Afrika.
"Dengan begitu, Namibia memberlakukan bebas visa kepada WNI baik yang memiliki diplomatik, dinas, dan regular passport. Kita berharap, agar Indonesia mempertimbangkan untuk memberlakukan hal yang sama," ujar anggota biro Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk komite Pembangunan Keberlanjutan itu.
Putu menambahkan bahwa hingga kini Indonesia dan Namibia terus menjalin hubungan kerja sama di berbagai bidang menyangkut kerja sama di bidang infrastruktur, kemaritiman, dan khususnya dalam upaya memerangi illegal fishing.
Peningkatan kerja sama tersebut dibahas dalam kunjungan kenegaraan Presiden Republik Namibia Hage Gottfried Geingob, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 30 Agustus 2018 yang lalu.
"Diharapkan pemerintah Indonesia juga melakukan kunjungan balasan ke Namibia," kata Putu Rudana.(fat/jpnn)