Rachmati Soekarno Putri Somasi Produser Film Soekarno
jpnn.com - JAKARTA--Rachmawati Soekarno Putri melayangkan surat peringatan (somasi) pada Direktur Utama PT. Tripar Multivision Plus, Ram Jethal Punjabi.
Somasi yang mengatasnamakan Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) ini dilayangkan menyusul adanya pelanggaran perjanjian yang dilakukan pihak Multivision Plus dalam produksi film "Indonesia Merdeka".
Menurut Rachmawati, awalnya ia ingin memproduseri film yang mengisahkan sosok ayahnya, Presiden pertama RI Soekarno. Ia menggandeng Sutradara Hanung Bramantyo untuk itu. Namun, Hanung menyarankan, karena Rachmawati belum berpengalaman dalam memproduseri film, sebaiknya ia bekerjasama dengan Ram Punjabi.
Dari perkenalan antar ketiganya, akhirnya pada 17 Oktober 2011 dua belah pihak membuat kerjasama produksi film layar lebar "Bung Karno/Soekarno".
Ide awal dan seluruh perencanaan skenario disepakati berasal dari Rachmawati yang tentu lebih mengenal ayahnya. Namun, Rachmawati merasa dalam perjalanan produksi, banyak penyimpangan terjadi tidak sesuai dengan sosok Soekarno yang diharapkannya.
"Beberapa kali revisi skenario karena tidak sesuai dengan yang saya rencanakan. Saya tidak mau terjebak dengan Soekarnoisasi yang mereka atur. Ini ide saya, saya tidak mau ada penyimpangan," kata Rachmawati saat jumpa pers di kantor YPS, Jakarta Pusat, Jumat, (13/9).
Masalah skenario hanya masalah kecil. Rachmawati mengungkap, ia makin merasa tidak nyaman ketika pemilihan aktor pemeran Soekarno berbeda dengan yang ia pilih. Rachmawati menimbang untuk memilih Anjasmara sebagai pemeran Soekarno. Namun, pihak Ram justru memilih Ario Bayu yang menurut Rachamawati tidak sesuai dengan karakter Soekarno.
Melihat banyak hal yang tidak sesuai, Rachmawati memutuskan untuk mundur dari perjanjian itu dan meminta membatalkan film Soekarno yang menjadi idenya tersebut. Surat mundur ia berikan pada 08 Juni 2013.