Racun Siput Laut Bisa Mengobati Diabetes?
Para peneliti memeriksa fungsi tujuh sekuens insulin yang ditemukan dalam racun dari tiga spesies siput kerucut, Conus geographus, C tulipa, dan C kinoshitai. Tanpa diduga, setiap spesies menghasilkan insulin dengan struktur yang sedikit berbeda. Terlepas dari perbedaan ini, masing-masing insulin bekerja cepat karena tidak memiliki bagian lengket rantai B yang ditemukan dalam insulin manusia.
"Evolusi mungkin menjadi kekuatan pendorong untuk meningkatkan keragaman molekul molekul toksin yang digunakan spesies siput kerucut untuk berburu mangsa," kata Danny Hung-Chieh Chou, asisten profesor di Universitas Utah.
Tim peneliti menguji bagaimana masing-masing sekuens insulin menurunkan gula darah pada ikan zebra dan tikus. Hewan percobaan diperlakukan dengan streptozotocin untuk menginduksi gejala diabetes tipe 1 sebelum hewan diberi dosis insulin yang berbeda.
Para peneliti menemukan tiga dari sekuens insulin yang dihasilkan racun (Con-Ins T1A dari C tulipa, Con-Ins G1 dari C geographus dan Con-Ins K1 dari C kinoshitai) yang bisa menurunkan gula darah secara efektif. Menggunakan garis sel, mereka menemukan sekuens insulin siput kerucut mampu mengikat dan mengaktifkan reseptor insulin manusia, meskipun kehilangan bagian dari rantai B yang ditemukan dalam insulin manusia.
Sekuens ini, bagaimanapun, adalah 10 hingga 20 kali lebih kuat daripada insulin manusia. Setiap konfigurasi unik memberi tim peneliti templat yang sedikit berbeda untuk dipertimbangkan ketika merancang obat baru yang bisa bertindak cepat dan efektif.(fny/jpnn)