Rais yang Tewas Ditembak Teroris Itu Setiap Akhir Pekan Ajak Anak Jalan-jalan
Rahmad tak menyangka. Usai suara ledakan pertama, dirinya dan Rais yang satu kantor di Bank Bangkok, justru berlari mendatangi sumber ledakan. Bersama warga, keduanya berkerumun di lokasi kejadian.
Tetapi, tak disangka, di antara kerumunan warga, salah satu pelaku teror tiba-tiba mengeluarkan tembakan membabi-buta. Teroris itu menembak Rais yang tengah menyaksikan pos polisi yang hancur terkena bom.
“Saya masih ingat pas ada tembak-tembakan itu saya berusaha selamatkan diri. Saya nengok dan kembali lagi untuk memastikan siapa yang ketembak, siapa yang nembak. Saya maju lagi ke jalan, eh bener abang saya,” ujarnya lemas.
“Dar... der... dor.. suara tembakan juga masih terdengar. Saya tidak tahu posisi abang saya pas penembakan, yang pasti, saya lihat dipoto membelakangi teroris,” imbuhnya. Meski melihat jelas sang kakak terkapar, Rahmad tak dapat berbuat banyak.
“Saya tidak bisa evakuasi, saya dilarang untuk nolong, situasi sangat tidak memungkinkan, saya juga saat itu minta tolong sama polisi," kenangnya. Saat situasi sudah mulai kondusif, petugas kepolisian membawa Rais ke rumah sakit.
Paman korban, Muhammad Suganda (49), menilai Rais sebagai anak yang rajin dan sederhana. Terlebih kepada seluruh anggota keluarga, Rais adalah sosok yang sangat perhatian.
“Jiwanya sangat penolong, kalau ada apa-apa dia datang,” ujarnya.
Suganda baru mendapat informasi salah satu korban penembakan adalah keluarganya pada Jumat (15/1), pagi. Saat dijenguk di RS Abdi Waluyo, Jakarta, korban masih bernafas namun tak sadarkan diri.