Rakyat Korut Kelaparan, Kim Jong Un Malah Sibuk Pamer Rudal
Penelitian yang dilakukan oleh Biro Sensus AS pada 2011 menyebutkan kemungkinan korban jiwa akibat kelaparan di Korut antara 1993 dan 2000 berada di antara angka 500.000 dan 600.000, sedangkan bila dihitung antara 1993 dan 2008, maka jumlah korban jiwa diperkirakan dapat mencapai hingga 1 juta.
Tragedi kemanusiaan terkait urusan perut itu juga diperkirakan kerap terjadi di negara tersebut, termasuk hingga saat ini.
Contohnya, saat kunjungan ke Korut pada 2011, mantan Presiden AS Jimmy Carter melaporkan bahwa sepertiga anak-anak di Korut dalam kondisi malnutrisi dan stunting dalam pertumbuhannya karena kekurangan pangan.
Namun, bagaimanakah langkah yang dilakukan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam merespons berbagai tragedi termasuk peristiwa rawan pangan yang diduga sedang terjadi pada 2023 ini?
Kim Jong Un, yang menggantikan ayahnya Kim Jong Il sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara sejak 2011, pada Februari 2023 lebih banyak tampil di pemberitaan media massa dengan citra "gagah-gagahan", terutama terkait dengan aspek kemiliteran negaranya.
Misalnya, pada 7 Februari, kantor berita Korut, KCNA, sebagaimana dikutip Reuters, melaporkan pertemuan di Korut yang dipimpin Kim untuk membahas bagaimana memperluas dan mengintensifkan pelatihan bertempur guna "menyempurnakan" kesiapan berperang.
Menurut KCNA, pertemuan itu membahas kedalaman militer dan politik untuk tahun 2023 serta isu jangka panjang terkait orientasi membangun angkatan bersenjata.
Kim menyatakan keyakinannya bahwa angkatan bersenjatanya akan selalu mencapai kejayaan dalam menjalankan tugas partai untuk menggapai "kekuatan militer yang tiada tara".