Ramadan Datang, Jabatan Dua Menteri Ini Terancam
jpnn.com - JAKARTA - Dua anggota Kabinet Kerja jadi sorotan jelang bulan suci Ramadhan. Keduanya dinilai punya peran paling besar dalam memastikan harga kebutuhan pokok saat Ramadhan tetap stabil.
Mereka adalah Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Banyak pihak berpendapat dua menteri dari kalangan profesional itu layak diganti bila gagal menjalankan tugas.
Menurut Wakil Ketua Komisi IV Daniel Johan, performa Menteri Amran di bulan suci sewajarnya dijadikan bahan penilaian oleh Presiden Joko Widodo. Pasalnya, dia berkewajiban mempersiapkan pasokan bahan makanan. "Bulan Puasa bagian dari ujian dari mentan, jadi bahan evaluasi. Kinerjanya mumpuni atau enggak," ujar Daniel, Minggu (29/5).
Johan mengaku sedikit pesimistis menteri pertanian bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Pasalnya, performa Amran sejauh ini tidak menunjukkan sinyal positif.
Politikus PKB ini mengatakan, Amran selama ini selalu mengatakan harga pangan di bulan puasa akan terkendali. Nyatanya, harga sekarang sudah naik "Perkataan dan realita di lapangan tak sesuai. Ini tidak sinkron. Entah datanya ngaco, atau memang pelaksanaan kebijakan tidak jalan," tegasnya.
Terpisah, Wakil Ketua Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago mengatakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong layak disalahkan atas meroketnya harga daging yang terjadi sejak beberapa pekan belakangan. "Rakyat menghujat presiden seolah-olah presiden tidak mampu. Padahal presiden sudah meminta Rp 80 ribu untuk harga daging menjelang puasa. Bisa nggak tuh Menteri Perdagangan. Kalau tidak bisa ganti saja menterinya," tegas Irma saat dihubungi kemarin.
Menurut Irma, harga daging di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura bisa di bawah Rp 60 ribu per kilogram. Padahal, kedua negara itu juga pengimpor daging. "Kenapa kita tidak bisa, kan sama-sama impor. Kalau tidak bisa Rp 80 ribu artinya menterinya tidak kompeten dong," tuturnya.
Anggota Komisi IX DPR RI ini mengakui, ada permainan para mafia daging yang ikut mempengaruhi kenaikan harga menjelang puasa dan lebaran. Di sini, ia meminta peran pemerintah terutama Kemendag untuk menghentikan permainan para mafia tersebut. "Harusnya Kemendag bisa memotong kegiatan para mafia daging ini," tegasnya.