Rapimnas Kadin, Menpar Arief Bicara Core Ekonomi
Urusan lapangan kerja, pariwisata juga bisa menjadi solusi. Pariwisata itu penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4 persen secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Angka pertumbuhannya mencapai 30 persen dalam waktu 5 tahun. Cost-nya? Sangat murah.
Marketeer of The Year 2013 itu dengan tegas menyebut pariwisata sebagai pencipta lapangan kerja termurah. “Memang termurah. Pariwisata bisa meng-create job opportunity hanya dengan USD 5.000/satu pekerjaan. Coba banding dengan rata-rata industri lainnya yang sudah sebesar USD 100.000/satu pekerjaan,” kata Arief di hadapan anggota KADIN yang hadir di Hotel Borobudur itu.
Atas dasar potret perekonomian yang seperti tadi, dengan cepat bisa diraba bahwa pariwisata memang sektor yang paling seksi untuk dijadikan core business. Saat ini ada lima yang menjadi prioritas nasional, yakni infrastructure, pangan, energi, maritim, dan pariwisata.
Di belahan bumi manapun, pariwisata tetap jadi primadona. Meskipun krisis global terjadi beberapa kali, jumlah perjalanan wisatawan internasional tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Dari 25 juta (1950), 278 juta (1980), 528 juta (1995), 1,14 miliar (2014), hingga mencapai 1,18 miliar (2015).
Hal lainnya, efek domino dari pariwisata itu dahsyat dan sangat signifikan. Dari data World Bank, setiap belanja USD 1 akan mendorong dan menggerakkan sektor ekonomi lain minimal USD 3,2. Dan pariwisata adalah salah satu penggerak dari sektor utama lainnya, seperti ekonomi, globalisasi, konektivitas, integrasi dan pengembangan sosio-ekonomi.
Dan yang paling penting, pariwisata itu cocok untuk siapa saja. Pria, wanita, muda, tua, paruh baya, berasal darimana saja, dari level apa saja, semua butuh pariwisata.
“Karena itu, kami semakin yakin, apa yang diputuskan Presiden Joko Widodo itu sudah berada di rel yang benar. Pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas, selain Infrastruktur, Energi, Pangan dan Maritim. Kita punya semua potensi yang dibutuhkan untuk menghidupkan pariwisata sebagai pendongkrak ekonomi nasional,” ujar Arief Yahya.
Lalu bagaimana implementasi ke depan? “Semangatnya harus Indonesia Incorporated. Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh Kementerian/Lembaga yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung Core Business yang telah ditetapkan. Maju serentak tentu kita menang,” katanya. (adv/jpnn)