Ratusan Artefak Keramik yang Bersejarah Telah Dikembalikan ke Indonesia dari Australia
Selain mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bisa menyelamatkan artefak tersebut, Duta besar RI di Canberra Siswo Pramono juga berharap kerja sama antara Indonesia dan Australia bisa terus berjalan.
"Penyerahan hari ini merupakan yang ketiga setelah di tahun 2006 dan 2018 dan merupakan bukti nyata kemitraan strategis [Indonesia-Australia] khususnya di bidang antarbudaya dan penegakan hukum," kata Siswo Pramono.
Kapal Tek Sing karam dii tahun 1882 di perairan Laut Tiongkok Selatan yang menewaskan 1.500 orang.
Bangkai kapal tersebut baru ditemukan di tahun 1999 dan sekitar lebih dari 350 ribu keramik dalam kapal yang karam tersebut sesuai undang-undang menjadi milik Pemerintah Indonesia.
Berbagai jenis keramik tersebut dibuat di kota Dehua, Tiongkok.
Kerja sama lanjutan
Wakil Komisaris AFP, Brett Pointing mengatakan Kepolisian Australia terus berusaha melakukan penyelidikan terkait ekspor ilegal benda purbakala yang memiliki nilai budaya tinggi.
"Kami memiliki petugas di 35 pos internasional di 29 negara yang bekerja keras dan bermitra dengan penegak hukum di luar negeri untuk mengidentifikasi dan menghentikan benda-benda bersejarah ini dijual di pasar gelap," katanya.
Menurut Dody Harendro dari KBRI Canberra, saat ini mereka juga masih terlibat dengan berbagai pihak di Australia untuk mengembalikan barang-barang berharga yang ditemukan di Australia ke Indonesia.