Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ratusan Itik Mati Mendadak

Sabtu, 10 Mei 2014 – 03:01 WIB
Ratusan Itik Mati Mendadak - JPNN.COM

jpnn.com - BANDUNG - Sebanyak 500 ekor itik yang berusia 17 hari mati mendadak di Kampung Menje RT 01/RW 14 Desa./Kec. Solokanjeruk, Kabupaten Bandung. Kondisi tersebut terjadi sejak 2 Mei hingga Kamis (8/5).

Yaya Sukarya (33)pemilik itik, warga Kampung Menje RT 01/RW 14 Desa./Kec. Solokanjeruk, kepada wartawan menjelaskan sejumlah itiknya sekarat. "Anak itik dalam proses pembesaran itu awalnya dibeli dari peternak di Tasikmalaya saat berusia sehari," katanya.

Ratusan itik itu, lanjutnya, mati secara bertahap satu persatu. Hal tersebut diduga akibat virus vetelo.  Ya mengalami kerugian jutaan rupiah.

Petugas Medis Dinas Peternakan Kab. Bandung, Yayat Suratman mengatakan, kematian ratusan itik secara mendadak, meski matinya secara bertahap itu diduga akibat virus ND. "Diduga bukan disebabkan virus flu burung," jelasnya.

Menurut Yayat, virus Newcastle Disease (ND) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo. Yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus.

Virus ini biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100-300 nm. Genome virus ND ini adalah suatu rantai tunggal RNA.

"Virus ini menyerang alat pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat pathogen," jelasnya.

Dia mengatakan, jika satu itik terkena virus ND, dengan mudah menular ke itik lainnya. "Itik yang mati akibat virus ND, bisa dibakar atau dikubur," katanya.

BANDUNG - Sebanyak 500 ekor itik yang berusia 17 hari mati mendadak di Kampung Menje RT 01/RW 14 Desa./Kec. Solokanjeruk, Kabupaten Bandung. Kondisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News