Razia PETI Rusuh, Tiga Tewas
Dua Warga dan Satu Anggota Brimobjpnn.com - SAROLANGUN- Razia penertipan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Mangkadai, Kecamatan Limur, Kabupaten Sarolangun, kemarin (1/10) berakhir rusuh. Warga terlibat bentrok dengan tim gabungan dari Polda Jambi, Brimob, Polres, Pol PP, Kodim Sarko, Konpi Kipan A Sarolangun, Damkar, setelah mengetahui ada satu warga setempat meninggal dunia. Tiga orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan itu, dua warga dan seorang anggota Brimob.
Ketiga korban tewas itu yakni, Briptu Marta Hutagalung (28) dari kesatuan Brimobda Merangin. Dia mengalami luka robek parah di bagian wajah akibat tebasan senjata tajam. Dua korban lagi masing-masing Sabni bin Saidi (21), mengalami luka memar dipunggung, dan Sepridi (16), luka robek di bagian kepala belakang. Keduanya warga Desa Mangkadai, Kecamatan Limun.
Bukan itu saja, Kabag Ops Polres Sarolangun, Kompol Riki Perdana, juga mengalami luka robek dikepala saat coba menenangkan masa. Selain itu, belasan warga dan polisi juga dilaporkan mengalami luka-luka. Selain itu, empat kendaraan roda empat juga dirusak massa. Satu diantaranya mobil double cabin, yang diduga milik Polres Sarolangun dibakar massa.
Informasi yang diperoleh Jambi Independent (Grup JPNN) menyebutkan, dalam satu hari kemarin terjadi dua kali bentrokan dalam razia yang sudah memasuki hari ke delapan tersebut. Salah seorang warga Desa Makadai, Ibrahim (36), yang mengalami luka tembak peluru karet di pipi kiri, malam tadi (01/10) mengungkapkan, bentrok berdarah yang pertama antara warga dengan tim gabungan terjadi sekitar pukul 14.30 Wib.
Kejadian berawal setelah ada razia dompeng di sekitar jalan masuk menuju Desa Mangkadai, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, tepatnya sebelah kanan jalan masuk ke Desa Makadai, sekitar lima puluh meter dari desa. “Warga mulai emosi, saat dengar ado warga mati. Lalu warga berkumpul sekitar limo puluh meter sebelum masuk ke dusun menghadang petugas gabungan,”katanya dengan logat bahasa dusun.
Menurut Ibrahim, saat kejadian kedua belah pihak terlihat tegang, jadi tidak tahu pihak mana yang memulai bentrokan. “Dak tentu lagi pihak mana yang memulai, dan kito dak tau berapo yang jadi korban,”ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, bentrokan kedua terjadi sekitar pukul 16.00 Wib, di dekat jembatan boks kecil, sebelum masuk ke Desa Makadai, berjarak 100 meter dari tempat kejadian pertama. “Warga ngumpul di dekat jerambah bok sebelum dusun,”sebutnya.
Keterangan Ibrahim itu dibenarkan Kasat Satpol PP Sarolangun, H. Arsyad yang dikonfirmasi secara terpisah. Menurut dia, saat razia sekitar pukul 14.30 Wib, ada warga yang meninggal, yakni Sabni bin Saidi. Namun, dia menegaskan, warga tersebut meninggal bukan karena ditembak. Tapi, terjatuh ke dalam lobang galian dompeng.
Diperkirakan, pada bentrok yang kedua inilah paling banyak makan korban. Sampai malam tadi, pihak kepolisian belum memberikan keteranhgan resmi soal kronologi kejadian dan jumlah korban. Dari pantauan di RSUD Sarolangun, dan Puskesmas Singkut, ada 11 korban akibat bentrok tersebut.