Reaksi Cepat Basarnas Begitu Dengar Banyak Korban, Braak! Heli Tabrak Tebing
Data dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat letusan pernah terjadi pada 30 April dan 24 Mei.
Tapi, letusan tersebut tergolong kecil berupa semburan lumpur dengan ketinggian 10 meter dan jaraknya satu meter dari kawah.
Kondisi kawah sebelum letusan itu sebenarnya dinyatakan normal. Tapi, Badan Geologi memang sudah mengeluarkan peringatan agar tidak mendekati area kawah setidaknya dalam radius 100 meter. Peringatan itu sudah diberikan sebelum libur Lebaran.
Kepala Badan Geologi Ego Syahrial menuturkan rekomendasi sudah disampaikan sejak April agar masyarakat atau pengunjung tidak mendekati bibir Kawah Sileri kurang dari 100 meter.
Rekomendasi itu disampaikan ke kepada pihak pengelola waterboom, camat-camat di sekitar kawah-kawah Gunung Dieng, Bupati Banjarnegara, dan BPBD Banjarnegara sebelum lebaran.
”Badan Geologi selalu mengingatkan melalui salah satunya koordinasi pengamat Gunung Dieng dengan BPBD Banjarnegara,” ujar dia kemarin (2/7).
Letusan kawan Sileri itu dipicu oleh endapan uap air dan penumpukan gas. Lantas gas tersebut mendobrak batuan dan tanah yang berada di atasnya. Letusan seperti itu biasa disebut letusan freatik.
Letusan di kawah Sileri mengeluarkan material lumpur dengan tinggi lontaran setinggi 50 meter dan jarak lontaran 125-150 meter dari pusat kawah.