Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rebutan Harta Warisan, Bantai Ibu dan Adik Kandung

Jumat, 27 September 2013 – 09:15 WIB
Rebutan Harta Warisan, Bantai Ibu dan Adik Kandung - JPNN.COM

Singkat cerita, hari yang dinanti pun tiba. Tepat pukul 03.00 WIB, Guntur pun memenuhi janjinya kembali datang ke rumah Tumiar. Setelah mengatur strategi jahat, keduanya pun bergerak menuju rumah Dorita yang berjarak 300 meter dengan berjalan kaki.
 
Setiba di sana, diam-diam kedua pelaku masuk ke rumah melalui pintu belakang. Ya, selama ini kunci pintu belakang rumah itu memang rusak, hingga saban malam Dorita hanya mengganjalnya dengan batu. Hal itu sudah diketahui oleh Tumiar. Tapi sebelum masuk, Guntur lebih dulu mengambil kayu yang masih ada pakunya tak jauh dari rumah. Setelah masuk ke rumah, kedua pelaku langsung menuju kamar Dorita yang pagi itu tengah terlelap di balik kelambu.

Bak orang kesetanan, Guntur langsung memukuli tubuh renta oppungnya (nenek) yang tengah tidur terlentang, dengan kayu. Tak hanya itu, Dorita yang belum tewas sempat diseret pelaku dari tempat tidur ke lantai.
 
Di sana, Dorita kembali dipukuli sampai tewas. Setelah menghabisi Dorita, kedua pelaku lantas bergegas ke kamar Jojor di ruang tamu yang jarakanya hanya 2 meter dari kamar ibunya. Detik berikutnya, Guntur kembali menghantam kepala Jojor dengan kayu. Mendapat serangan pertama, Jojor yang kesakitan sempat berdiri dan menjerit minta tolong.

“Saat itu Jojor sempat berdiri dan menjerit minta tolong. Tapi langsung kututup mulutnya dengan tanganku. Selanjutnya, Guntur kembali memukulinya dengan kayu yang ada pakunya. Jojor sempat jatuh dan leher adikku itu langsung kucekik. Setelah ibu dan adikku itu mati, kami pun pergi. Aku tak tau ke mana kayu itu dibuang Guntur,” kenang Tumiar.
 
Usai melakukan pembunuhan, Selasa (24/9) sekira pukul 10.00 WIB, Tumiar kembali datang ke rumah orangtuanya. Saat itulah ia mengambil dompet bersisi perhiasan dari saku celana kiri Jojor. Sedang uang Rp 17,8 juta ia ambil dari Puro-pouro (uncang) milik ibunya.

”Untuk mengelabuhi warga, aku berpura-pura menjerit minta tolong. Pada warga aku mengaku kalau ibu dan adikku telah dibunuh. Tak lama berselang warga berdatangan,” tandasnya. (lik/deo)

DOLOK MASIHUL-Masih ingat Dorita boru Sianipar (98), janda kaya dan anak gadisnya Parulian boru Siahaan alias Jojor (40) yang dibunuh di rumahnya,

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA