Rekrutmen 1 Juta Guru PPPK, Indra Charismiadji Kritisi Pemerintah
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji mengkritisi kebijakan pemerintah dalam program rekrutmen satu juta guru PPPK.
Indra menilai program rekrutmen 1 juta guru PPPK yang diklaim pemerintah sebagai rekrutmen terbesar dalam sejarah Indonesia itu hanya akal-akalan.
"Sekarang makin terang benderang kalau rekrutmen satu juta guru PPPK ini hanya proyek akal-akalan. Mana itu janjinya mau menyelesaikan masalah guru honorer," kata Indra kepada JPNN.com, Senin (6/9).
Dia menyebut propaganda dalam merekrut satu juta guru PPPK seolah-olah ingin menunjukkan bahwa pemerintah memiliki anggaran besar sehingga mampu merekrut ASN yang saat ini jumlahnya makin berkurang karena kebijakan moratorium sejak Presiden Joko Widodo memerintah pada 2014.
Padahal, kata Indra, jika dilihat dari proses rekrutmen guru PPPK ini banyak dengan kebohongan. Pemerintah seolah-olah ingin menyelamatkan guru honorer agar bisa lulus PPPK dengan memberikan afirmasi. Kemudian mereka diadu sesama guru honorer di seleksi kompetensi tahap pertama.
Namun, semua kebohongan pemerintah itu menurut Indra Charismiadji terjawab dengan penetapan passing grade atau nilai ambang batas PPPK guru.
"Kompetensi teknis berbeda-beda sesuai mata pelajaran dan rerata 300-an. Sosio-kultural dan manajerial 130, wawancara 24. Ya itu tinggi banget untuk guru honorer tua," ujar Indra.
Dia juga melihat seleksi kompetensi tahap pertama bisa menjadi jebakan bagi guru honorer usia 35 tahun ke atas. Pasalnya, ada banyak guru honorer muda yang mengabdi di sekolah negeri dan terdata di Dapodik.