Rela Keluar Masuk Hutan untuk Cari Ibu Hamil
Jumat, 25 Desember 2009 – 06:48 WIB
Lantaran penduduk asli, sejak remaja Herawati terpanggil menjadi bidan. Perempuan kelahiran 1976 itu pun sudah 13 tahun menekuni profesi itu. Jarak satu pulau dengan pulau lain ditempuh 2?3 jam. Dia bertugas 24 jam. Pernah suatu malam "saat tidur nyenyak" dia dipanggil untuk membantu persalinan seseorang. Dia harus menempuh perjalanan laut. Ketika di laut, tiba-tiba angin ribut datang. Perahu yang ditumpanginya terombang-ambing. Badai semakin menghebat. Akhirnya, perahu diputuskan untuk berhenti dan memasang jangkar sambil menunggu cuaca membaik. Setelah menempuh dua jam perjalanan, dia tiba ke tempat tujuan. "Untung pasien bisa selamat," ucapnya.
Dia mengatakan, tugasnya tak sekadar membantu persalinan. Lebih dari itu, kata Herawati, dirinya ingin memintarkan masyarakat. Maklum, wilayahnya cukup terpencil, jauh dari akses pendidikan yang layak. Karena itu, Herawati merasa terpanggil untuk memikul tanggung jawab itu.
Di sela kesibukannya melayani masyarakat, Herawati saat ini juga menempuh studi D-3 Poltekkes kebidanan di Tanjung Pinang. Tiap Jumat, Sabtu, dan Minggu dia kuliah. Untuk menuju kampus, waktu yang dibutuhkan sekitar tiga jam. "Kadang naik kapal. Kalau pas naik perahu, bisa berangkat malam, tibanya pagi. Terus bau ikan, karena memang campur dengan pedagang ikan. Saat kuliah juga bau ikan," ungkapnya.