Rencana Munaslub Golkar Meredup, Ini Penyebabnya
Disinggung siapa saja sebenarnya yang berminat maju sebagai ketua umum bila Munaslub benar-benar dihelat? Mahyudin mengaku dirinyapun siap dan selain itu ada juga Agung Laksono, Airlangga Hartarto, Prio Budi Santoso, Ade Komarudin, Aziz Syamsudin, Syahrul Yasin Limpo, dan Serta Novanto (Setnov).
"Yang saya dengar Pak Ical menyatakan tidak akan maju lagi sebagai ketum bila Munas dilakukan," kata Mahyudin.
Ketum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie juga menegaskan tidak ada agenda Munaslub. Kedua pihak yang bersengketa sepakat untuk menunggu dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan di Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta, dan MA.
”Kalau ada Munaslub, harus dilakukan oleh DPP (Dewan Pimpinan Pusat, red) Partai Golkar. Saya dan Pak Agung Laksono sepakat tidak ada Munaslub. Jadi, siapa yang mau Munaslub, karena itu harus dilakukan DPP. Nanti justru akan ada munaslub-munaslub lain. Yang penting setelah putusan hukum keluar semua harus menghormati, pasti ada yang kalah dan menang,” paparnya kepada wartawan saat dihubungi, Kamis (1/10).
Ical dalam hal ini menganalogikan partai dengan negara. ”Negara punya undang-undang dasar, undang-undang dan peraturan turunannya. Nah, parpol pun begitu, punya aturan dasar dan aturan rumah tangga (AD/ART). Sebuah institusi tidak akan selamat jika tidak berpijak pada AD/ART, begitu juga negara,” kata mantan Menko Kesra itu.
Ical juga mengingatkan pemilihan ketua umum DPP Partai Golkar dalam Munas di Pekanbaru, Riau, pada tahun 2009 yang demokratis.
”Pada 2009, saya menang dan Pak Surya Paloh kalah kemudian buat partai baru, itu tak masalah. Jangan seperti sekarang. Jadi, begitu nanti pengadilan memutuskan, harus kita ikuti. Kalau Pak Agung dimenangkan, saya ikuti. Kalau saya menang Pak Agung harus ikuti,” tuntasnya. (aen)